Rabu 13 May 2015 20:14 WIB

Panglima TNI 'Protes' ke Panglima Malaysia

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Angga Indrawan
Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu jalur yang paling sering digunakan para penyelundup narkoba adalah melalui jalur perbatasan antara Malaysia dan Indonesia di Pulau Kalimantan. Bahkan, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, sempat mengajukan complain kepada Panglima Angkatan Bersenjata Diraja Malaysia terkait tingginya peredaran dan penyelundupan narkoba di sekitar perbatasan Malaysia-Indonesia di Kalimantan.

Panglima TNI mengakui, wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan menjadi salah daerah yang paling rawan dan parah dalam hal jalur masuk penyelendupan narkoba. Moeldoko pun menilai, upaya pengamanan yang dilakukan pihak malaysia di wilayah perbatasan belum cukup kuat. Untuk itu, mantan Pangdam Siliwangi itu sempat menyampaikan protes dan complain ke Panglima Angkatan Bersenjata Diraja Malaysia.

"Saya sudah complain juga kepada Panglima Malaysia. Kenapa di Malaysia bisa begitu ketat, tapi kok (penyelundup narkoba) bisa lari ke perbatasan seenaknya. Ini sudah saya sampaikan," kata Moeldoko usai menandatangani MoU antara TNI dengan BNN di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (13/5).

Lebih lanjut, Moeldoko menyatakan, pihaknya telah berhasil melakukan sejumlah penangkapan terhadap para bandar-bandar narkoba yang mencoba memasukan barang haram itu ke Indonesia, terutama melalui daerah-daerah perbatasan. Upaya-upaya itu pun sudah dilakukan cukup baik. Terakhir, Pengamanan Perbatasan (Pamtas) TNI berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkoba lewat perbatasan Indonesia-Papua New Guniea.

"Ini baru tertangkap di perbatasan Papua. Tapi yang paling dikhawatirkan apabila ada barter macam-macam," ujar mantan KSAD itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement