REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menilai konflik personal antara Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), berlum selesai.
Menurutnya permasalahan itu bukan lagi sebatas konflik personal, namun sudah berujung menjadi konflik institusional. Hal itu terlihat dengan tidak hadirnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Kongres Partai Demokrat di Surabaya, dengan alasan karena faktor kesibukan.
"Memang masih ada masalah personal. Kebetulan keduanya adalah pucuk pimpinan partai sehingga masalah personal jadi masalah institusional," katanya kepada Republika.
Siti melihat keduanya masih menjabat pimpinan partai politik besar yang saling bersaing. Konflik yang awalnya personal menyebar ke partai sehingga terlihat kebekuan keduanya memang belum mencair sepenuhnya. Posisi pimpinan yang masih dipegang keduanya ini, dinilainya berperan terhadap kerenggangan kedua Parpol.
"Mungkin jika posisi ketua umum partai sudah tidak lagi dijabat oleh SBY dan Megawati, maka masalah antara partai sudah tidak terlihat lagi, bahkan bisa bekerja sama dalam hal politik ke depannya," ujarnya.
Siti memang menyayangkan persoalan ego masing-masing dibawa ke ranah lembaga yang dipimpinnya. Namun, hal tersebut bukanlah hal yang patut dipersoalkan. Sebab kondisi itu sudah menjadi rahasia umum di masyarakat.