REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat menilai biaya tiket masuk ke kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Lombok bagi wisatawan asing yang mencapai Rp 150.000 terlalu mahal. Dikhawatirkan akan membuat minimnya wisatawan yang akan berkunjung.
“Biaya itu mahal, nanti tidak ada yang mau naik bagaimana? Apalagi tanpa fasilitas yang memadai,” ujar Kepala Disbudpar NTB, Lalu Faozal kepada wartawan di Kota Mataram, Selasa (12/5).
Ia menuturkan sudah memanggil pengelola TNGR serta Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) membicarakan tentang penyesuaian tarif masuk ke Rinjani. Termasuk, pada 15 Mei mendatang akan mengajak komunitas di sekitar TNGR untuk bersama-sama membahas tarif tersebut.
Menurutnya, biaya masuk TNGR tidak dibarengi dengan fasilitas yang memadai. Wisatawan hanya menikmati alam saja tanpa ada fasilitas pendukung. “Kita akan melakukan penyesuaian tarif termasuk melakukan upaya bersih-bersi di kawasan tersebut,” katanya.
Faozal mengatakan pihak pengelola jangan memaksakan tarif masuk TNGR mencapai Rp 150 ribu. Namun, pihaknya mengusulkan agar ada penyesuaian tarif termasuk penambahan fasilitas dan kebersihan yang harus dijaga setiap hari.
Sebelumnya, Staf TNGR, Faisal menambahkan sejak harga tiket masuk ke kawasan Gunung Rinjani naik bagi wisatawan asing sebesar Rp 150 ribu. Jumlah kunjungan wisatawan asing yang masuk melalui pintu Air Terjun Jeruk Manis relatif sepi.
Namun, dirinya mengatakan waktu pun berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan. Sebab, jika waktu memasuki musim liburan maka jumlah wisatawan yang berkunjung akan banyak dari hari biasa.