REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Lembaga Riset Commuination & Information System Security Research Centre (CISSReC), Pratama Persadha, menyatakan Indonesia sudah darurat sitem informasi dan teknologi.
Menurutnya, keadaan tersebut juga terbukti dengan adanya kasus prostitusi online yang sekarang mulai menggunakan jaringan internet dan media sosial.
“Kita sudah darurat sekali, bahkan sudah beberapa tahun yang lalu sekarang ditambah dengan banyaknya kasus cyber crime. Nah sekarang salah satunya yang paling terbaru prostitusi sudah menggunakan media internet dengan kemudahan penggunaan media sosialnya,” ungkap Pratama kepada Republika, Senin (11/5).
Menurutnya, pembuatan akun sosial yang mudah dan tidak akan terdeteksi jika memasukkan identitas palsu agaknya menjadi pintu masuk yang mudah bagi pelaku.
Selain itu, masih menurut Pratama, jika ada konten yang mengandung unsur asusila tidak akan langsung terdeteksi dan pemblokiran sebelum ada pengaduan.
“Belum lagi media chatting dari luar sekarang banyak bisa digunakan, ini juga menjadi media yang bisa digunakan untuk melancarkan prostitusi online.” kata Pratama.
Menurut dia, media chatting tersebut bisa dengan mudah didownload dari smartphone yang semakin terjangkau, lalu aplikasinya bisa secara personal tanpa bisa Indonesia mengakses dan mengontrol penggunannya.
Untuk itu Pratama sangat mendukung jika pemerintah segera bentuk Badan Cyber Nasional (BCN) untuk membantu juga memberikan pengawasan dan tindakan.
“Kami dari CISSReC sudah berbicara berkali-kali sudah saat nya kita bikin pagar terhadap pengamanan informasi dan tekologi di Indonesia,” tuturnya.