Ahad 10 May 2015 22:04 WIB

Kader Muda Demokrat Ingin SBY Imbangi Pemerintahan Jokowi

Rep: Andi Nurroni/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kader muda Partai Demokrat yang tergabung dalam Jaringan Nusantara berharap, mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali memimpin Partai Demokrat untuk mengimbangi pemerintah. Kritik dan masukan SBY dianggap penting bagi pemerintah, karena pengalaman panjang SBY memimpin pemerintahan.

Mewakili rekan-rekannya, aktivis Jaringan Nasional Farhan Effendy menyampaikan, peran SBY dibutuhkan untuk menjadi penyeimbang bagi pemerintah, karena ia menganggap Pemerintahan Jokowi banyak meneruskan program-program SBY.

"Jokowi gagal membuat program sejak awal. Dia menegaskan, tidak ada program menteri, tapi program presiden. Namun menteri-menteri gagal mengakselarasi gagasan presiden, sehingga banyak yang melanjutkan program-program SBY," ujar Farhan, dijumpai di sela deklarasi dukungan untuk SBY sebagai Ketua Umum Demokrat, di Surabaya, Ahad (10/5).

Farhan yang juga sekretaris DPP Partai Demokrat lanjut berpendapat, meski banyak program SBY dilanjutkan, seperti BPJS, BOS dan raskin, akan tetapi pemerintahan tidak mau "jantan" mengakuinya sebagai program-program warisan SBY. Farhan juga menyoroti, berbagai konflik politik yang mengemuka belakangan ini karena lemahnya figur kepemimpinan.

Di lain sisi, menurut Farhan, pemerintah juga terlalu campur tangan terhadap urusan di dalam partai-partai yang berkonflik. "Kehadiran SBY penting menjadi penyeimbang politik agar kerja menyejahterakan rakyat bisa berjalan dengan baik," kata dia.   

Dalam deklarasi dukungan, para kader muda Partai Demokrat berharap SBY dapat mengambil alih Partai Demokrat untuk bisa kembali membawa kejayaan partai berlogo bintang segitiga itu. Menurut Farhan, kader muda Demokrat ingin SBY membersihkan Demokrat dari kader-kader yang merusak partai.    

"Kami berharap Demokrat kembali menang dalam pemilu 2019. Syukur-syukur Demokrat bisa kembali menempatkan kadernya sebagai presiden," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement