Ahad 10 May 2015 18:57 WIB

BNP2TKI Ingin Buruh Migran Sejahtera

Rep: Elba Damhuri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pemerintah berkomitmen besar untuk menyejahterakan buruh migran Indonesia (BMI) yang ada di luar negeri. Berbagai program terkait kesejahteraan ini pun akan didukung penuh pemerintah baik yang datang dari swasta maupun inisiatif para BMI sendiri.

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid  mengatakan pihaknya sangat mendukung program Mandiri Sahabatku karena terbukti telah meningkatkan kesejahteraan BMI. “Kalau buruh migrant sejahtera, maka masyarakat Indonesia juga sejahtera,” jelas Nusron yang menghadiri pelatihan wirausaha untuk BMI yang digelar Bank Mandiri di Hong Kong, Ahad (10/5).

Nusron menjelaskan BNP2TKI saat ini sedang melakukan pelatihan purna-BMI dengan pendekatan yang relatif sama dengan program Mandiri Sahabatku. Program ini dimulai dengan inkubasi,  pelatihan ketrampilan, pendampingan serta pencarian off taker sebagai mitra yang akan memanfaatkan produk hasil ciptaan buruh migran.

Program Mandiri Sahabatku mengusung empat pilar utama sebagai fokus kegiatan, yaitu mengubah buruh menjadi majikan, mempersatukan keluarga melalui entrepreneurship, mensejahterakan keluarga dan lingkungan serta mencerdaskan bangsa.

Para peserta program akan mengikuti tiga tahapan pelatihan, yaitu pra penempatan, penempatan dan pasca penempatan. Pada tahap pra penempatan, calon tenaga kerja yang akan bekerja ke luar negeri diperkenalkan dengan produk tabungan dan remitansi.

Pada tahap penempatan di negara tujuan, para pekerja dilatih menganalisais peluang usaha, membuat rencana bisnis, motivasi dan semangat kewirausahaan. Pada tahap ini, dibentuklah beberapa kelompok belajar yang akan membantu peserta mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari dalam modul di kelas sesuai minat usaha yang akan dijalankan di Indonesia nantinya.

Setelah penempatan, para peserta program akan mendapat pendampingan dari Bank Mandiri untuk memulai usaha dalam bentuk program Dadi Majikan yang dibimbing oleh bapak asuh dari kalangan pengusaha, nasabah Bank Mandiri, alumni Wirausaha Muda Mandiri dan Dosen Mandiri University.

Direktur Consumer Banking Bank Mandiri Hery Gunardi  mengatakan untuk menjadi peserta, buruh migran tidak dipungut biaya atau gratis. Ke depan, Hery menambahkan, Bank Mandiri akan terus mengembangkan program ini sehingga dapat menghasilkan dampak yang lebih besar.

Hal ini meliputi program pembuatan aplikasi Sahabat BMI Apps sebagai platform komunikasi antara BMI dan sesama BMI, mentor maupun dengan alumni, serta pemberian pelatihan/pembinaan secara langsung. Hery mengaku optimistis Bank Mandiri dapat terus mengembangkan program ini karena ada 180 ribu  BMI di Hong Kong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement