Ahad 10 May 2015 13:52 WIB

Penderita Gizi Buruk 10 Tahun Berharap Iba Pemerintah

Rep: c10/ Red: Damanhuri Zuhri
Penderita gizi buruk, ilustrasi
Foto: Saiful Bahri/Antara
Penderita gizi buruk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kamil Kamiludin (17 tahun) setiap hari menghabiskan waktunya di atas kursi tua. Ia tidak bisa menggerakan kaki dan tangannya secara normal.

Tidak ada aktivitas yang ia kerjakan selain duduk dan menonton TV. Kamil dan ibunya tinggal di Kampung Cinusa Girang, Desa Nusawangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.

Napisah (45) ibu Kamil mengungkapkan, sejak Kamil berumur tujuh tahun, ia tidak bisa berjalan kaki. Kemudian ia dibawa ke Rumah Sakit (RS) dan diperiksa banyak Dokter.

Berkali-kali diperiksa agar diketahui penyebab dan penyakitnya, tetapi, hingga usianya menginjak 17 tahun, ia tak kunjung sembuh meski diobati berbagai macam obat-obatan.

"Ketika diperiksa, Dokter bilang Kamil menderita gizi buruk dan tulang kering," ujar Napisah kepada Republika, Ahad (10/5). Menurut Kamil, semenjak ia sakit sampai saat ini, tidak ada orang dari pemerintah yang menjenguknya.

Napisah juga mengakuinya, meski RT dan RW setempat mengetahui kondisi putranya, namun tidak ada orang dari desa mau pun Dinas Kesehatan (Dinkes) menjenguk Kamil. "Apalagi pejabat, dari desa saja tidak ada yang menjenguk," kata Kamil.

Kamil mengatakan, ia tidak merasakan sakit di bagian organ dalam tubuhnya, hanya kaki dan tangannya tidak bisa digerakkan. Selain itu, pertumbuhan tubuhnya berhenti semenjak usia tujuh tahun.

Saat tidur, Kamil juga mengaku sering bermimpi ada orang yang mengobatinya hingga sembuh. Karenanya, harapan Kamil untuk sembuh sampai saat ini tidak berubah.

Menurut Napisah, Kamil sudah dibawa ke dokter berkali-kali. Ia juga membeli obat yang harganya ratusan ribu, namun tak kunjung sembuh. Napisah dan Kamil pun mulai bosan berobat. Selain itu, mereka mulai kekurangan biaya untuk melanjutkan berobat.

Napisah menegaskan, seandainya ia memiliki rezeki untuk biaya berobat, ia ingin mengobati anaknya sampai sembuh. Sebab menurutnya, Kamil sudah dewasa layaknya laki-laki berusia 17 tahun, ia mempunyai cita-cita yang ingin diwujudkannya.

Napisah dan Kamil berharap ada seorang dermawan yang membantu biaya berobat dan membelikan kursi roda. Sebab, keinginan Kamil, salah satunya ingin duduk dikursi roda.

"Tidak peduli dari pemerintah atau siapa saja, saya berharap ada dermawan yang membantu karena ibu sudah kelelahan," kata Kamil penuh harap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement