REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Di era teknologi canggih ini, Usaha Kecil Menengah (UKM) seharusnya bisa memanfaatkan teknologi canggih untuk mendongkrak usaha mereka. Namun, hingga saat ini masih banyak UKM yang tak memanfaatkan internet karena masih gagap teknologi (Gaptek).
"Hasil penelitian kami, dari 100 UKM yang sudah melek teknologi baru 4," ujar Direktur Entreprise and Business Telkom, Muhammad Awaluddin di acara Peluncuran Program Bina Aspirasi untuk Gerakan Sejuta UKM di seluruh Indonesia, Kamis petang (7/5).
Menurut Awaluddin, pihaknya menyadari tingkat pemanfaatan TIK di kalangan UKM memang masih sangat rendah. Kisarannya, sekitar 4 persen. Ini menjadi salah satu alasan, mengapa Telkom memutuskan untuk masuk ke pasar UKM.
Awaluddin mengatakan, PT Telkom menerapkan pola 3C dalam melayani UKM. C pertama, adalah Connectivity. Ini, adalah dasar atau basis layanan Telkom. Connectivity, berupa penyediaan jaringan akses baik untuk akses telepon maupun internet. Termasuk, penyediaan akses wifi yang kini telah tersebar di berbagai titik dan lokasi.
"Content ini sangat penting. Pelaku, UKM harus menikmati aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya,"katanya.
Hingga saat ini, kata dia, sudah tergabung lebih 300 ribu pelaku UKM yang ter-regristrasi melalui web site yang disediakan free oleh Telkom. Pelaku UKM, dapat memanfaatkan web site tersebut untuj web builder, promosi produk UKM, forum komunitas UKM, konsultasi, diskusi UKM dan lain-lain.
"Telkom menargetkan 1 juta UKM akan tergabung dalam web site hingga akhir 2015," katanya.
Sementara menurut Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Anton Bustomi, Pemprov Jabar memiliki program merekrut 100 ribu wirausaha baru. Program ini, animonya bagus. Karena, program ini dibuat untuk menjawab pengangguran dan kemiskinan di Jabar.
"Animo masyarakat Jabar untuk berusaha sebenarnya tinggi," katanya.
Anton mengatakan, saat ini yang sudah mendaftar program wirausaha baru mencapai 5 ribu orang. Yang mendapatkan pelatihan, mencapai 1.500. Mereka, dilatih dan di magangkan.
"Saat ini, jumlah UMKM di Jabar saat ini, 9,1 juta. Angka ini, masih di bawah 2 persen," katanya.
Anton mengatakan, produk UMKM harus berorientasi pada wirausaha baru. Oleh karena itu, pihaknya terus mengiring agar semua UMKM memanfaatkan sistem penjualan online.