REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan Konfrensi Asia Afrika (KAA) ke-60 dinilai sebagai panggung untuk Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi, berpendapat, hajatan 10 tahunan itu mendongkrak pamor Ridwan Kamil.
Hasan menjelaskan, sejumlah kejadian yang terjadi sebelum hingga berakhirnya KAA, membuat Ridwan Kamil menjadi news maker. Salah satunya insiden turis asal Jerman yang mengira jika presiden Indonesia adalah Ridwan Kamil, bukan Joko Widodo.
Menurutnya, insiden-insiden yang ramai diperbincangkan di media sosial itu mempertegas KAA sebagai panggung Ridwan Kamil. "KAA dijadikan panggung Ridwan Kamil," kata dia.
Apalagi, Ridwan banyak memposting foto-fotonya sedang bersama sejumlah tokoh selama pelaksanaan KAA. Hasan menilai, foto-foto tersebut seakan memperlihatkan Ridwan Kamil yang sedang memberikan arahan.
Tetapi, ia memperkirakan jika semua upaya yang dilakukan Ridwan tidak mungkin akan langsung menyasar kepada Pemilihan Presiden 2019. Karenanya, Hasan menduga kalau apa yang dilakukan orang-orang yang berada di balik layar Ridwan Kamil, khususnya tim media sosialnya, mengurut untuk naik ke level kepemimpinan di atas Kota Bandung, yaitu Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Hasan memperkirakan dengan memanfaatkan momentum KAA, Ridwan bisa maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Bagi Hasan, Ridwan Kamil juga sudah berhasil dalam aspek mengejar ratting Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama yang tingkat popularitasnya saat ini sudah cukup tinggi.
Tingginya popularitas Basuki, salah satunya didapat karena keberadaannya di Ibu Kota, yang dianggapnya sebagai kamera. Ia juga berani memastikan kalau dari bahasa tubuh yang dipertontokan Ridwan, pria yang dikenal sebagai arsitektur itu akan maju untuk bersaing menjadi Jakarta Satu.
Hasan menambahkan betapa pentingnya Jakarta. Sebab, siapapun yang berhasil membereskan Jakarta nanti, akan menjadi model untuk pemerintahan daerah seluruh nasional.