REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman melakukan antisipasi kekeringan di musim kemarau yang akan datang. Di antaranya membuat sumur resapan yang berlokasi di tiga daerah. Ini disampaikan oleh Kepala PDAM Sleman, Dwi Nurmata di kantor Humas Pemkab Sleman, Kamis (7/5).
"Di wilayah timur dan tengah Sleman kami akan membuat sumur dengan kapasitas tujuh liter per detik. Di barat, sekitar Tambakrejo akan dibangun reservoir dengan kapasitas 50 kubik liter air. Di Umbulwaton akan ada cadangan pasokan air 80 liter per detik," papar Dwi.
Menurutnya selain untuk mengantisipasi kemarau, pembangunan tersebut dilakukan sebagai pembangunan fasilitas dan kapabilitas PDAM dalam melayani permintaan air minum yang terus bertambah dari hotel serta apartemen.
"Saat ini kebutuhan hotel maksimal adalah dua liter per detik. Sampai tahun 2017 persediaan air kita masih cukup, tapi ke depannya memang harus ada penambahan sumber air baru," ujar Dwi.
Guna menghadapi kekeringan nanti, PDAM pun telah menyiapkan tangki air. Ia menyampaikan, debit air PDAM sendiri bisa berkurang 10 sampai 15 persen pada musim kemarau.
Adapun titik rawan kekeringan di Sleman yaitu Gamping karena lokasinya di atas, Prambanan, dan di daerah timur Gayemharjo. Dwi mengatakan, di daerah-daerah tersebut sudah ada PAMDes di bawah tanggung jawab Dinas PUP Sleman, namun PDAM masih memberikan bantuan dalam hal fasilitas dan pembenaha.
Selain itu pemanfaatan embung pun terus dilakukan untuk menghadapi kemarau. Setidaknya ada lina embung yang diberdayakan oleh PDAM Sleman, di antaranya, Tambakboyong dan Cokro Bedok.
"Antisipasi ini harus benar-benar kita laksanakan. Sebab sudah ada prediksi bahwa kemarau tahun ini akan sangat panjang," ucap Dwi. Hal ini pun dibenarkan oleh Pakar Sumber Daya Air dari Fakultas Teknik UGM, Agus Maryono. Ia mengemukakan bahwa kemarau tahun ini akan menjadi yang terpanjang dari tahun tahun sebelumnya.