Kamis 07 May 2015 13:20 WIB

Tenun Sarigading Kalsel Terancam Punah

Kerajinan tenun
Foto: Prayogi/Republika
Kerajinan tenun

REPUBLIKA.CO.ID, AMUNTAI -- Tenun Sarigading yang merupakan corak khas Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan terancam punah karena perajinnya hanya tersisa dua orang.

Kepala Desa Sungai Tabukan Humaidi di Amuntai, Hulu Sungai Utara (HSU) mengatakan, dua orang pengrajin kain Sarigading tersebut adalah Norsaida Taberani dan Asmah. Keduanya warga Desa Sungai Tabukan Kecamatan Sungai Tabukan yang usianya juga sudah tua.

Kain Sarigading biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana pengobatan dan acara-acara adat di daerah tersebut.

"Khusus tenun Sarigading yang bisa dimanfaatkan untuk pengobatan pengrajinnya tersisa dua orang, walaupun yang memiliki kemampuan menenun masih lima-10 orang, atau sekitar tiga keluarga," katanya.

Namun, para penenun itu hanya memiliki kemampuan melanjutkan hasil tenunan awal dari dua pengrajin tersebut. Karena itu, keberadaan tenun Sarigading dikhawatirkan punah bila tidak ada upaya penyelamatan atau regenerasi.

Humaidi mengatakan, keahlian menenun kain Sarigading untuk perlengkapan pengobatan tersebut diwariskan secara turun temurun sehingga tidak bisa diajarkan.

"Kalau teknik menenun mungkin bisa diajarkan, namun terkait ritual menenun Kain Sarigading untuk pengobatan penyakit tinggal dua orang tersebut yang bisa," katanya.

Hingga kini, kedua perempuan ini belum mewariskan keahlian menenun kepada kerabatnya, atau masyarakat secara luas.

Kepala Bidang Industri Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Dinkuperindag) Sri Mainor mengatakan, pihaknya sudah melakukan pendekatan kepada perajin untuk bersedia memberikan pelatihan teknik tenun Kain Sarigading.

"Kami merencanakan 2016 mengadakan pelatihan teknik tenun kain Sarigading, tapi pendekatan kepada pengrajin agar bersedia memberikan pelatihan," katanya.

Mainor mengakui, pemasaran kain Sarigading terbatas hanya pada pesanan. Biasanya masyarakat hanya memesan jika ada keperluan pengobatan.

Menurut dia, Dinkuperindag mencoba mengubah orientasi pembuatan kain tenun Sarigading tidak lagi hanya pengobatan, tapi juga dikembangkan untuk motif busana dan lainnya.

"Jika fungsinya dikembangkan semoga bisa membuka pemasaran jenis kain ini agar mampu mendorong lebih banyak pengrajin menekuni usaha pembuatan kain tenun Sarigading," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement