REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa calon Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) mulai ramai dibicarakan. Meski demikian, Komisi I DPR RI belum mengungkapkan nama-nama yang berpotensi dipilih untuk menggantikan Marciano Norman.
Wakil Ketua Komisi I, Hanafi Rais mengatakan siapapun calon kepala BIN yang diajukan, harus memenuhi beberapa kriteria. Yang paling utama, kata dia, adalah soal integritas kepala BIN pada Indonesia.
"Kepala BIN tentu pertama dan utama adalah memiliki integritas terhadap NKRI," katanya pada Republika, Rabu (6/5).
Selain itu, imbuh Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini, kepala BIN harus memiliki kemampuan dan penguasaan lapangan yang baik. Tidak hanya itu, kepala BIN pengganti Marciano harus memiliki kemampuan organisatoris yang efektif.
Artinya, bukan hanya soal lapangan saja, tapi juga penguasaan internal organisasi. Laiknya fungsi BIN yang efektif, kepala BIN yang baru harus mampu mendeteksi masalah sebelum terjadi.
"Memiliki kapabilitas early warning system yang akurat," ujarnya.
Anak pendiri PAN, Amien Rais itu menambahkan, kemungkinkan pembahasan soal calon kepala BIN akan dilakukan di masa sidang pertengahan Mei nanti.
"Sampai sekarang belum ada pembahasan soal calon kepala BIN, mungkin masuk masa sidang nanti," tandasnya.