REPUBLIKA.CO.ID, RANGKASBITUNG -- Sejumlah pelajar SMPN 4 Lewidamar mengikuti ujian nasional (UN) dengan duduk di lantai karena kurangnya ruangan di sekolah tersebut.
"Dua tahun yang lalu, sekolah kami kena bencana. Empat ruangan belajar rusak karena longsor," ujar Kepsek SMPN 4 Lewidamar, Asep Kurnia SPd di Lewidamar, Rangkasbitung, Banten, Rabu (6/5).
Sebanyak dua ruangan yang rusak kemudian roboh. Hingga saat ini, ruangan tersebut belum juga diperbaiki meskipun sejumlah pejabat mengunjungi sekolah itu.
Saat ini, hanya dua kelas yang tersisa. Sisanya, perpustakaan dan ruangan guru.
Untuk pelaksanaan UN, pihak sekolah menyewa ruangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) karena ruangan yang tidak mencukupi.
"Keadaannya sangat memprihatinkan karena pelajar banyak yang mengerjakan soal di kursi PAUD yang kecil, sebagian lagi duduk di lantai," kata dia.
Pada saat kegiatan belajar-mengajar, para pelajar harus berdesak-desakan karena kekurangan ruangan. Saat ini, jumlah siswa di sekolah itu 253 pelajar. Kondisi tersebut jauh dari kesan layak dan tak memenuhi standar pelayanan minimal.
Ketua Komite SMPN 4 Lewidamar, Haji Syamsuddin mengatakan pihaknya sudah meminta pemerintah daerah memperbaiki sekolah tersebut. Tapi sampai saat ini belum ditanggapi.
Seorang peserta UN SMP di SMPN 4 Lewidamar, Dani Nurhamzah mengatakan dirinya tidak nyaman harus mengerjakan soal UN di lantai.
"Apalagi hari ini, Bahasa Inggris lebih sulit dibanding Matematika," kata Dani.
Dani yang mengaku ingin melanjutkan ke jenjang SMA itu berharap ruangan kelas tersebut segera dibangun kembali agar kegiatan belajar-mengajar sebagaimana mestinya.