Rabu 06 May 2015 16:11 WIB

DPR Berharap Kepala BIN Harus Paham Siber

Rep: Agus Raharjo/ Red: Ilham
Badan Intelijen Negara
Foto: BIN
Badan Intelijen Negara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR RI belum menerima calon nama-nama yang akan menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Kepala BIN saat ini, Marciano Norman, akan selesai masa tugasnya pada Mei ini. Prosesi pemilihan kepala BIN ini harus melewati komisi I DPR RI.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tantowi Yahya, mengatakan Kepala BIN ke depan harus memenuhi kriteria perkembangan dunia intelijen terkini. Menurutnya, tantangan yang harus dihadapi oleh keamanan nasional ke depan adalah maraknya kejahatan di dunia siber. Jadi, kepala BIN pengganti Marciano Norman harus familiar dengan dunia siber.

"Untuk pencegahan dini, BIN yang baru harus dekat dan mengerti dengan dunia siber," kata dia pada Republika, Rabu (6/5).

Saat ini, sudah beredar tiga nama yang diprediksi akan diajukan Presiden Joko Widodo untuk menempati posisi nomor satu di dunia telik sandi negara ini. Mereka adalah mantan Panglima TNI, Jenderal (Purnawirawan) Fachrul Razi, mantan Wakil Kepala BIN As'ad Said Ali, dan mantan Wakil Menteri Pertahanan, Jenderal (Purnawirawan), Sjafrie Sjamsoeddin.

Namun, nama-nama calon Kepala BIN itu diakui Tantowi belum masuk secara resmi ke komisi I DPR. Tantowi mengatakan, siapapun nanti yang diusulkan presiden, DPR tidak memermasalahkan. Yang penting, kata dia, sosok yang diajukan mampu untuk mengemban tugas negara.

"Kita tidak mempermasalahkan sipil atau militer, yang penting orang itu mampu," kata politikus Partai Golkar ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement