REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kerusakan hutan di Pulau Sumatra akan mempercepat kepunahan sejumlah flora langka, termasuk Rafflesia dan Amorphopalus.
"Karena sebagian besar habitat bunga langka Rafflesia dan Amorphophallus ada di kawasan hutan," kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi Kementerian ingkungan Hidup dan Kehutanan, Adi Susmianto saat lokakarya regional penyusunan strategi dan rencana aksi konservasi Rafflesia dan Amorphophallus di Bengkulu, Selasa (5/5).
Ia mengatakan berbagai aktivitas yang intens di dalam kawasan hutan menjadi ancaman utama untuk pelestarian puspa langka itu. Apalagi dua bunga itu dapat dikenali dan diketahui keberadaannya di satu kawasan tertentu bila dalam kondisi berbunga atau mekar.
"Sementara tidak setiap saat bunga Rafflesia atau Amorphophallus itu mekar sehingga ini menambah ancaman di habitatnya," ujarnya.
Dalam penyusunan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Rafflesia dan Amorphophallus yang digelar di Bengkulu, ia mengatakan ada tiga aksi yang diharapkan mampu melestarikan Rafflesia dan Amorphophallus.
Tiga aksi tersebut yakni konservasi "insitu" atau pelestarian di habitat asli, konservasi "ekssitu" atau pelestarian di luar habitat serta serta penyadaran masyarakat atau "public awareness".
Peneliti Rafflesia dari Universitas Bengkulu Agus Susatya mengatakan ada lebih 12 jenis Rafflesia di Indonesia dan 10 jenis terdapat di Pulau Sumatra.