REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Amin meminta kepala sekolah menahan ijazah siswa tingkat SMA.
Hal ini dilakukan jika ternyata mereka diketahui melakukan tindakan corat-coret baju saat kelulusan. Pasalnya tindakan tersebut dinilai kurang bagus.
"Coret setelah selesai kelulusan, itu kebiasaan yang tidak boleh diteruskan, tidak bermanfaat. Kalau mau dirayakan dengan cara yang baik-baik," ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Selasa (5/5).
Menurutnya, kebiasaan merayakan kelulusan dengan corat-coret baju atau tembok bahkan mabuk-mabukan merupakan kebiasaan buruk yang harus dihilangkan. Oleh karena itu, jika siswa melakukan itu sebaiknya kepala sekolah menahan ijazah siswa.
Ia menuturkan, tindakan itu dilakukan sebagai bentuk shock terapi. Pasalnya, perayaan kelulusan seperti itu menganggu ketertiban umum. "Siswa seharusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat," katanya.
Amin mengatakan sejauh ini pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP berjalan dengan baik. Sebagai cara meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di NTB. Kondisi psikologis siswa pun relatif baik dan secara mental sudah siap.
Ia pun mengaku optimis seluruh siswa di tingkat SMA dan SMP akan lulus ujian. "Saya rasa optimis dan juga untuk meningkatkan SDM melalui pendidikan berjenjang," katanya.