Selasa 05 May 2015 18:00 WIB

RS Bengkulu akan Sediakan ARV untuk ODHA

Obat antiretroviral (ARV) salah satu andalan garis depan dalam pengobatan terhadap HIV/AIDS kini mulai berkurang kemampuannya setelah HIV menunjukkan tanda-tanda mutasi hingga mengalami kekebalan terhadap obat tersebut.
Obat antiretroviral (ARV) salah satu andalan garis depan dalam pengobatan terhadap HIV/AIDS kini mulai berkurang kemampuannya setelah HIV menunjukkan tanda-tanda mutasi hingga mengalami kekebalan terhadap obat tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Rumah Sakit Kota Bengkulu yang beroperasi pada 2013 berencana menambah pelayanan bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dengan menyediakan obat antiretroviral.

"Ini sedang kami usulkan baik dari sisi teknis maupun anggaran, rencananya dapat direalisasikan pada 2015 ini juga," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Herwan Antoni di Bengkulu, Selasa (5/5).

Dia mengatakan berdasarkan penelitian, pengobatan dengan ARV bagi pengidap HIV positif dapat menekan kemungkinan penularan dibandingkan dengan mereka yang tidak diobati.

"Walaupun RS Kota Bengkulu masih baru, umurnya masih muda, namun kita berupaya maksimal untuk kesejahteraan masyarakat termasuk perhatian terhadap penyebaran HIV/AIDS. Sebisa mungkin harus ditekan penularannya," kata dia.

Memutus rantai penyebaran HIV hanya dengan menggelar sosialisasi dan membagi-bagikan kondom ternyata masih belum efektif, walaupun sudah merangkul berbagai organisasi yang bersentuhan langsung dengan ODHA.

"Bahkan, sesuai dengan analisis yang kami lakukan ternyata di lokalisasi saja hanya 25 persen dari PSK yang menggunakan kondom dan pihak yang bertanggung jawab 'mengelola tempat itu' juga mengatakan mereka tidak menjamin seluruh pengunjung mau menggunakan kondom," katanya.

Menurut dia, pengidap HIV/AIDS di Kota Bengkulu setiap tahun meningkat dengan angka yang bisa dibilang tinggi jika melihat jumlah penduduk kota itu yang hanya ratusan ribu orang.

"Kalau untuk pengidap HIV banyak, sementara untuk AIDS yang kami temukan selama empat bulan terakhir yakni delapan orang," kata Herwan.

Pada 2013 tercatat ODHA berjumlah 29 orang. Pada 2014 ditemukan lagi sebanyak 28 pengidap baru, seluruh data tersebut diambil dari pemeriksaan lokalisasi di kota itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement