Selasa 05 May 2015 06:03 WIB

Golkar dan PPP Absen Pilkada 2015, Siapa Untung?

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ilham
Pengamat politik LIPI Siti Zuhro, saat menghadiri diskusi kemajelisan di MPR, Senin (13/4)
Foto: dok. MPR RI
Pengamat politik LIPI Siti Zuhro, saat menghadiri diskusi kemajelisan di MPR, Senin (13/4)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analisis politik dari Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia (Lipi), Siti Zuhro  mengtakan, Golkar dan PPP akan rugi besar jika tidak mengikuti pemilihan kepala daerah 2015. Sebab, kondisi tersebut akan menguntungkan bagi partai politik peserta lainnya. Lalu partai mana yang paling diuntungkan dengan absennya dua partai besar itu?

Menurut Siti, PDI Perjuangan adalah partai pertama yang beruntung. "Khususnya PDIP. Bisa jadi PDIP mendapat limpahan dukungan saat pilkada serentak nanti," kata Siti, dalam pesan singkatnya, Senin (4/5).

Selain PDI Perjuangan, parpol pemilu 2014 lainnya juga akan merasakan keuntungan dari absennya Golkar dan PPP dalam pilkada. Sebab, suara Golkar dan PPP di daerah tak akan loyal dengan menyatakan abstein lalu tak mendukung calon kepala daerah usungan parpol lainnya.

Kontestasi politik di daerah, kata dia, punya watak dan sikap ambil untung. Artinya, jika parpolnya tak bisa mengusung calon kepala daerah, maka suara partainya akan lari ke parpol yang bisa mengusung kepala daerah. Sikap politik tersebut sebenarnya lumrah. Apalagi jika calon kepala daerah potensial dari Golkar dan PPP mencari boncengan pada partai lain. "Mereka ini akan berkontestasi dengan parpol lainnya untuk memenangkan pilkada," ujar dia.

 

Senada, Peneliti politik dari Political Communication (Polcomm) Institute, Heri Budianto mengatakan, absennya Golkar dan PPP menguntungkan bagi PDI Perjuangan. "Sebagai pemenang Pemilu 2014, PDI Perjuangan adalah magnet bagi calon-calon kepala daerah," ujar dia.

Dampak jangka panjang bagi Golkar dan PPP adalah dua partai itu akan terkubur dalam Pemilu 2019. Sebab, pilkada adalah basis kekuatan parpol dalam kompetisi di tingkat nasional.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement