REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMP sederajat yang dilaksanakan serentak mulai Senin di Cianjur, Jabar diwarnai dengan insiden pelarangan liputan yang dilakukan oknum guru terhadap sejumlah jurnalis.
Hal tersebut, dialami jurnalis yang hendak melakukan tugas liputannya terkait pelaksanaan UN di SMP Negeri 1 Cianjur, yang merupakan sekolah favorit di Cianjur itu. Namun ketika hendak masuk ke lingkungan sekolah sejumlah wartawan dilarang masuk oleh seorang oknum guru, tanpa alasan yang jelas.
Bahkan ungkap Reza salah seorang potografer koran lokal di Cianjur, oknum guru tersebut, sempat mengintimidasi dan mnegeluarkan kata-kata kasar pada jurnalis yang hendak melakukan tugasnya.
"Tentu saja kami kecewa dengan ulah oknum tersebut karena kami dilarang untuk melakukan liputan. Kami merasa ada diskriminas yang diterapkan pihak sekolah. Kami mempertanyakan kebijakan dari pihak sekolah yang melarang dan menghalangi peliputan wartawan," katanya.
Dia menuturkan, perlakuan yang diberikan oknum guru tersebut, sempat dipertanyakan sejumlah jurnalis. Namun dengan nada tinggi oknum guru tersebut, terkesan mengusir dan melarang jurnalis untuk melakukan tugasnya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Cianjur, Endang Suharydi, membantah adanya insiden pelarangan peliputan yang dilakukan salah seorang oknum guru di sekolah tersebut.
"Kita tidak melarang, tapi kita punya aturan sendiri yang harus diikuti. Mungkin untuk di sekolah yang lain bisa saja dengan mudah dan bebas," katanya.
Sementara pelaksanaan UN SMP hari pertama di Cianjur, berjalan dengan tertib dan aman. Tidak ada laporan kekurangan atau soal jawaban bocor pada ribuan peserta UN.
"Untuk UN SMP hari pertama berjalan lancar dan aman. Bahkan kami sempat mengujungi sejumlah sekolah yang menggelar UN, salah satunya SMP Negeri I Cianjur, dimana tingkat pengawasan cukup ketat dilakukan pengawas agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," kata Wakil Bupati Cianjur, Suranto.