Senin 04 May 2015 16:11 WIB

Kisruh Golkar, Kubu Agung Laksono Optimistis Menang

Rep: C36/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Ketua Umum Golkar Munas Ancol, Agun Gunandjar.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Ketua Umum Golkar Munas Ancol, Agun Gunandjar.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Kubu Agung Laksono mengaku yakin akan memenangi sidang kisruh kepengurusan Partai Golkar. Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) dan Surat Keputusan (SK) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenhukam) membuat posisi kubu Munas Ancol dirasa lebih unggul.

“Berdasarkan SK Kemenhukam, jelas kubu kami yang diakui. Kemudian diperkuat dengan PKPU yang baru saja keluar. Meski ada keputusan sela, kami optimis bisa memenangi tuntutan kubu lawan,” ujar Wakil Ketua Umum Golkar Munas Ancol, Agun Gunandjar, ketika dihubungi ROL, Selasa (4/5).ya.

Disinggung tentang kemungkinan adanya tuntutan lain yang akan digulirkan kubu Aburizal Bakrie, pihaknya akan tetap menjalani sesuai dengan peraturan. “Kami akan ikuti semua prosesnya dengan sabar. Kami pun berharap, dengan adanya putusan dari PTUN dan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, tidak ada lagi kisruh kepengurusan,” terangnya.

Lebih jauh, Agun juga optimistis Golkar tetap mengikuti Pilkada pada 2015 mendatang. Sebab, berdasarkan UU Pemilu, UU Pilkada dan UU Partai Politik (Parpol), posisi Golkar masih kuat secara hukum. Agun melanjutkan, KPU memberikan tenggat waktu kepada Golkar untuk menyelesaikan perselisihan hingga 26 Juli. Baru kemudian, pihaknya akan mendaftarkan diri sebagai peserta Pilkada 2015.

“Berdasarkan tenggat waktu itu, kami optimis Golkar tetap melaju ke Pilkada. Persiapan calon yang akan maju pun sudah dipikirkan. Nanti aka nada pendaftaran calon, survei dan proses seleksi calon sebagaimana yang ada dalam petunjuk pelaksanaan (juklak) selama ini,” tambah Agun.

Sebelumnya diberitakan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyatakan, tidak semua partai politik (parpol) siap seutuhnya menyambut Pilkada pertengahan Desember mendatang. Sebab, masih ada partai-partai yang masih mengalami dualism kepengurusan, yakni Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement