Sabtu 02 May 2015 21:03 WIB

MER-C Siap Tembus Area Bencana Nepal yang Belum Terjamah

Rep: C82/ Red: Citra Listya Rini
Warga saling bahu-membahu mengangkat reruntuhan di gempa Nepal.
Foto: AP Photo/ Niranjan Shrestha
Warga saling bahu-membahu mengangkat reruntuhan di gempa Nepal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) berkolaborasi dengan WANADRI akan mengirimkan tim relawan untuk membantu para korban gempa Nepal. Ketua Tim Saleh Sudrajat mengatakan MER-C dan WANADRI akan mengirimkan dua tim dengan waktu keberangkatan berbeda untuk membantu para korban akibat gempa berskala 7,9 SR tersebut.

Saleh mengatakan bantuan tersebut berawal dari pesan singkat yang dikirimkan Dubes Indonesia untuk Bangladesh dan Nepal Iwan Wiranataatmadja. Menurutnya, Iwan menginginkan organisasi kegiatan alam bebas WANADRI dan Kopassus untuk terlibat dalam misi kemanusiaan Nepal.

Kolaborasi antara WANADRI yang mempunyai kemampuan hidup di alam terbuka serta mengetahui medan Nepal dan MER-C yang memiliki keahlian medis serta berpengalaman di lokasi bencana, lanjut Saleh, diharap dapat membuat misi tersebut semakin efisien.

"Kami punya kemampuan untuk masuk ke daerah-daerah yang belum terjangkau oleh bantuan medis. Kami akan coba bawa MER-C untuk masuk ke daerah-daerah yang belum terjangkau oleh bantuan itu," kata Saleh di kantor pusat MER-C, Jakarta, Sabtu (2/5).

Tim pertama akan terdiri dari sembilan relawan dengan keahlian medis dan SAR, yaitu Saleh (Ketua Tim), Hadiki Habib (Wakil Ketua Tim), Ratih Citra Sari, Rita Elseria Tambunan, Islamiah Samaun, Purwasunu Adriansyah, Rohmat Sopian, Dadang Mokhamad Rizal, dan Widi Kusnadi Sunardi. Sementara tim kedua yang merupakan tim bedah dengan keahlian multi spesialis akan berangkat menyusul ke lokasi bencana.

Saleh mengatakan tim pertama akan bertugas untuk memberikan assessment (penilaian) kondisi terkini di lapangan. Tim tersebut, lanjutnya, juga bertugas untuk mempersiapkan kedatangan tim kedua, yaitu dengan mengidentifikasi korban yang memerlukan tindakan operasi dan mencari rumah sakit atau tempat yang masih bisa digunakan untuk melakukan operasi.

"Kita punya kemampuan assessment, mendata apa yang dibutuhkan oleh masyarakat maupun korban-korban bencana. Assessment ini perlu disampaikan pada MER-C dan ditindaklanjuti untuk melakukan pengobatan secara maksimal dengan bedah atau operasi untuk korban-korban," kata Saleh.

Selain itu, tim pertama, kata Saleh, juga akan melakukan pengobatan dengan sistem mobile clinic atau klinik mobil. "Kami akan bawa tim dokter MER-C untuk melakukan pengobatan di lokasi-lokasi yang belum terjangkau tim medis lain. Itu harapannya. In shaa Allah, dengan persiapan dan pengalaman berkali-kali, kami bisa berkolaborasi dengan baik," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement