Jumat 10 Jan 2025 13:54 WIB

Cina Lanjutkan Operasi Pencarian dan Penyelamatan Korban Gempa Tibet

Belum jelas berapa banyak yang masih hilang usai gempa 6,8 magnitudo menghantam Tibet

Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, petugas penyelamat melakukan pencarian dan penyelamatan korban selamat setelah gempa bumi di Kotapraja Changsuo, Dingri, Xigaze, Daerah Otonomi Tibet, Tiongkok barat daya pada Selasa, 7 Januari 2025.
Foto: Xinhua Via AP
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, petugas penyelamat melakukan pencarian dan penyelamatan korban selamat setelah gempa bumi di Kotapraja Changsuo, Dingri, Xigaze, Daerah Otonomi Tibet, Tiongkok barat daya pada Selasa, 7 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina mengatakan lebih dari 47 ribu orang yang terdampak gempa di Tibet dipindahkan ke tempat penampungan sementara. Sementara tim penyelamat masih melakukan penyisiran untuk mencari penyintas di dekat kaki gunung Himalaya meski kemungkinan adanya korban selamat kecil.

Belum jelas berapa banyak yang masih hilang usai gempa 6,8 magnitudo menghantam Tibet pada Selasa (8/1/2025) kemarin. Gempa menewaskan sekitar 126 orang dan melukai 188 lainnya. Pakar mengatakan warga yang terjebak di bawah puing-puing kemungkinan tewas akibat hipotermia.

Baca Juga

Para pejabat pemerintah berjanji melanjutkan pencarian korban selamat. Meski suhu minus 18 derajat Celsius memperkecil kemungkinan adanya penyintas.

"Putaran pertama operasi pencarian dan penyelamatan skala besar sudah selesai, selanjutnya kami akan kembali melakukan pencarian dan penyelamatan skala besar yang lebih mendalam dan detail," kata salah satu pejabat pemerintah setempat Hao Tao, Kamis (9/1/2025).

Hao mengatakan pemerintah masih melakukan asesmen atas cakupan skala bencana. Ia mengatakan gempa juga merusak empat bendungan tapi tidak menjelaskannya lebih lanjut.

Beberapa jam usai guncangan, Cina mengirim lebih dari 11 ribu tim penyelamat ke zona gempa yang masih diguncang lebih dari 1.200 gempa susulan. Wakil Perdana Menteri Cina Zhang Guoping memimpin upaya pencarian dan penyelamatan di daerah paling terdampak.

Episentrum gempa terletak di Kabupaten Tingri yang berpopulasi sekitar 60 ribu jiwa, sekitar 80 kilometer sebelah utara Gunung Everest. Gempa terasa sampai Nepal dan India.

Gempa menghancurkan 3.600 rumah di Tingri dan merusak 27 ribu rumah lainnya di daerah dengan ketinggian rata-rata lebih dari 4.000 meter. Letak daerah terdampak yang terpencil menyulitkan upaya penyelamatan.

Meski pihak berwenang belum memperbaharui jumlah korban tewas. Tapi kantor berita Xinhua melaporkan tim penyelamat fokus pada 27 desa tempat tinggal lebih dari 7.000 orang yang terbesar hingga 20 kilometer di sekitar Tingri.

Pusat Jaringan Gempa Cina mengatakan gempa terjadi akibat kompresi lempeng tektonik India ke utara. Lempeng yang bertabrakan dengan lempeng Eurasia 60 juta tahun yang lalu terus bergerak 5 centimeter ke timur laut setiap tahun.

Survei Geologi Amerika Serikat mengungkapkan gempa Selasa lalu sangat kuat sehingga menyebabkan sebagian medan di sekitar episentrum bergeser hingga 1,6 meter dalam jarak 80 kilometer.

Sekitar 47.500 orang yang terdampak gempa dipindahkan ke 187 lokasi di kota-kota sekitar episentrum gempa. Sementara rumah-rumah prefabrikasi dibangun untuk menggantikan tenda-tenda mereka. Sekitar 1.000 rumah tahan gempa yang dipanaskan dapat didirikan dalam waktu 10 menit.

Xinhua melaporkan Komite Tetap Politbiro Cina mengatakan pemerintah tidak boleh lambat dalam memberikan bantuan. Komite yang terdiri dari pejabat tertinggi Cina itu juga menekankan pentingnya memastikan stabilitas sosial dan memperkuat struktur bangunan rumah dan infrastruktur untuk mengatasi bencana seperti gempa pekan ini. n Lintar Satria/Reuters 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement