REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Badan Pekerja Kontras, Haris Azhar menilai pemerintahan di Indonesia saat ini sejumlah petinggi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) banyak yang membangkan.
"Pemerintahan saat ini leadershipnya saya sebut sejumlah petinggi Polri membangkang," kata Haris dalam sebuah diskusi 'teleNOVELa KPK - Polri' di Cikini, Jakarta Pusat Sabtu (2/5).
Menurutnya, banyak kejanggalan saat ini terjadi yang menyebabkan disorder proses penegakkan hukum. Beberapa proses pidana juga dirasanya tidak sesuai prosedur dan kenyataan.
Ia menyayangkan Polri yang bahkan membantah instruksi presiden yang mengatakan agar penyidik KPK Novel Baswedan tidak ditahan. Namun pada kenyataannya sudh dua hari sejak dirinya ditangkap, Novel tak kunjung kembali ke Jakarta. Novel masih berada di Bengkulu untuk mengikuti proses penyidikan.
Selain itu mekanisme penangkapan Novel dirasa pengacaranya ini juga tidak sesuai. Bukan hanya menangkap Novel, ia menyebutkan polisi juga membawa laptop dan barang-barang keluarga yang tidak ada hubungannya dengan kasus yang dituduhkan.
"Belum lagi istri Novel yang dikabarkan juga ikut digeledah karena diduga menyembunyikan ponsel suaminya," ujarnya.
Tindakan polisi lainnya yang menurut Azhar banyak kebohongan yang tidak sesuai adalah dengan membatasi akses tim kuasa hukum. Hal ini sangat disayangkannya karena tersangka sekalipun memiliki hak seluas-luasnya meminta bantuan hukum.
Perilaku Polri ini, katanya, bukan hanya ancaman untuk KPK tetapi juga orang-orang yang punya semangat untuk memberantas korupsi juga. Terlebih proses penegakkan hukum yang sudah tidak sesuai proses yang semestinya.