Jumat 01 May 2015 16:15 WIB

Ribuan Buruh Migas di Indramayu Konvoi Keliling Kota

Rep: Lilis Handayani/ Red: Satya Festiani
Demo Buruh. Massa buruh berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (10/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Demo Buruh. Massa buruh berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (10/12).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ribuan buruh migas gabungan dari sejumlah unit pengolahan dan produksi minyak Pertamina Balongan, Kabupaten Indramayu, menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional (May Day). Dalam aksi itu, massa melakukan konvoi keliling kota dan berorasi di sejumlah titik.

Massa melakukan aksinya mulai dari Pertamina RU VI Balongan - LPG Balongan - EP Balongan - UPMS Balongan - DPRD - Pendopo - Kantor Dinsosnaker Kabupaten Indramayu. Aksi yang berlangsung dengan damai itu mendapat pengawalan ketat dari petugas kepolisian.

Selain konvoi, massa buruh migas yang tergabung dalam Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) itu juga melakukan orasi di sejumlah titik. Mereka juga membuat petugas terpaksa menutup jalur protokol hingga membuat arus lalu lintas terpaksa dialihkan.

 

Dalam orasinya, massa menyampaikan sepuluh tuntutan yang dinamakan Sepuluh Tuntutan Rakyat (Sepultura). Yakni hapus sistem kerja kontrak dan outsourcing, tolak politik upah murah dan berlakukan upah layak nasional, serta tolak PHK, union busting dan kriminalisasi anggota dan pengurus serikat buruh.

Selain itu, laksanakan hak-hak buruh perempuan dan lindungi buruh migran Indonesia, jaminan sosial bukan asuransi sosial, tanah dan air untuk kesejahteraan rakyat, serta tangkap, adili dan penjarakan pengusaha nakal. Ditambah lagi, tolak privatisasi dan bangun industri nasional untuk kesejahteraan rakyat, Pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat, serta turunkan harga kebutuhan pokok.

''Kami juga menginginkan adanya kesadaran berorganisasi dan berserikat dari para buruh,'' kata korlap, Iwan Setiawan.

Iwan menyebutkan, dari sekitar 5.000 buruh di Kabupaten Indramayu, baru 30 persen di antaranya yang berserikat. Padahal, dengan berserikat, kebersamaan buruh untuk memperjuangkan hak bisa dilakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement