Kamis 30 Apr 2015 10:27 WIB

Ribuan Buruh Karawang Akan Berangkat ke Jakarta

 Massa buruh Sekretariat Bersama Buruh (Sekber Buruh) melakukan aksi peringatan hari buruh internasional di Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (1/5). (foto: Raisan Al Farisi)
Massa buruh Sekretariat Bersama Buruh (Sekber Buruh) melakukan aksi peringatan hari buruh internasional di Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (1/5). (foto: Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sekitar 5 ribu buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kabupaten Karawang, Jawa Barat, akan ke Jakarta untuk mengikuti aksi nasional memperingati Hari Buruh Internasional atau "May Day", Jumat (1/5).

"Kami akan berangkat ke Jakarta, dan sudah dipersiapkan 100 bus," kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (DPC K-SPSI) Karawang Ferry Nuzarly, Kamis (30/4).

Dikatakannya, pada 1 Mei 2015 para buruh dari K-SPSI Karawang tidak akan menggelar peringatan Hari Buruh Internasional di daerah setempat. Sebab hampir seluruh anggota K-SPSI Karawang berangkat ke Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, bergabung bersama buruh lainnya seperti dari KSPI, KASBI, KSBSI dan KBSI, juga 28 konfederasi yang berada dibawah naungan K-SPSI.

Untuk di Karawang, K-SPSI setempat baru akan menggelarnya pada 6 Mei 2015. Kegiatan itu bukan unjuk rasa, tetapi memberikan santunan anak yatim, donor darah serta kerja bakti bersama masyarakat.

Menurut dia, dalam aksi nasional di Jakarta, terdapat beberapa tuntutan yang akan disampaikan. Di antaranya, menolak rencana kenaikan upah yang akan dilakukan setiap lima tahun sekali.

Selain itu, para buruh dari K-SPSI serta berbagai serikat pekerja lainnya juga akan menuntut perbaikan pelayanan BPJS, serta menuntut adanya jaminan pensiun bagi seluruh buruh.

Tuntutan lainnya, mendesak pemerintah menambah iuran bagi peserta BPJS Kesehatan yang kemudian disalurkan kepada kelompok Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, yakni fakir miskin dan orang tidak mampu.

"Selama ini hanya 70 juta warga miskin yang dikategorikan sebagai Penerima Bantuan Iuran. Sedangkan jumlagh warga miskin di Indonesia ada 110 juta orang," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement