Rabu 29 Apr 2015 21:09 WIB

Terpidana Mati Asal Ghana Dimakamkan di Bekasi

Rep: C93/ Red: Ilham
Terpidana mati kasus narkoba asal Ghana Martin Anderson alias Belo (kanan) mengikuti sidang peninjauan kembali (PK) di PNi Jakarta Selatan, Kamis (19/3). (Antara/Muhammad Adimaja)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Terpidana mati kasus narkoba asal Ghana Martin Anderson alias Belo (kanan) mengikuti sidang peninjauan kembali (PK) di PNi Jakarta Selatan, Kamis (19/3). (Antara/Muhammad Adimaja)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Terpidana mati kasus narkoba asal Ghana, Martin Anderson alias Surajuden Abiodun Moshod, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Perwira, Kelurahan Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara, Rabu (29/4).

Jenazah Martin Anderson yang biasa dipanggil Belo datang sekitar jam 11.30 bersama rombongan dan langsung serah terima jenazah dengan pihak keluarga di tempat pemakaman, tepatnya di Blok E4 petak 2 No 268 Blok Muslim. Sedangkan Istrinya, Meilani sudah datang ke TPU Perwira sejak pukul jam 07.30 WIB.

"Istrinya tadi memakai masker, dan semua orang tidak tahu kalau dia istrinya," kata salah satu penggali kubur dari Dinas Pertamanan Pemakaman, dan Penerangan Jalan Umum (DPPPJU), Nasar.

Dalam proses pemakaman jenazah dihadiri oleh istri dan sejumlah keluarga. Sejumlah Anggota Polsek Kota Bekasi, TNI, Kejaksaan, perwakilan Lapas Nusakambangan dan sebagian warga juga membantu prosesi pemakaman.

Warga setempat banyak yang tidak tahu bahwa salah satu terpidana mati akan di makamkan di TPU Perwira. "Seandainya infonya jelas kayaknya banyak warga yang akan datang," kata penggali kubur lainnya, Wawan.

Bahkan, para penggali kubur, yaitu Nasar, Wawan, Oji, Jaya, Joni, Siruni, Warsito, dan ujang tidak tahu kalau yang akan dimakamkan itu adalah jenazah Martin. Delapan orang tersebut tahu setelah Selasa sore. Sedangkam lubang kubur dan tendanya sudah digali sejak Senin sore. "Hari Senin Kejaksaan hanya bilang jenazahnya dari Jawa, gitu doang," kata Wawan.

Tidak ada seorang ulama yang memimpin pembacaan do'a dalam proses pemakaman tersebut. Hanya pihak keluarga yang membaca do'a. "Sebelumnya kata kejaksaan ada kiyainya, tapi ternyata tidak ada," jelas Wawan.

Setelah proses pemakaman, pas adzan Dhuhur, bersama rombongan Meilani langsung meninggalkan tempat pemakaman.   

Menurut Ketua RT 02/RW03 Kelurahan Kaliabang Tengah, Abdul Ghofur mengaku sebelumnya tidak pernah mengenal wajah Martin. DIa hanya mengenal istrinya saja. "Saya tidak tahu Martin karena tidak bertemu, waktu itu saya hanya tahu kalau Meilani mau nikah sama pak haji," ujar Ghofur.

Istri Ghofur, Maswani mengatakan, saat tinggal di RT itu, Meilani orangnya biasa-biasa saja. Dulu, Meilani terlihat cantik. "Meilani suka naik sepeda ontel kalau ke pasar," ujarnya. Sedangkan mengenai kehidupan Martin, Ketua RT dan tetangganya tidak pernah mengetahui karena memang tidak pernah berada di RT tesebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement