Rabu 29 Apr 2015 16:19 WIB

Sering Blunder, Jokowi Diminta Segera Tunjuk Juru Bicara

Rep: C36/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo menyampaikan pengarahan saat penyerahan Kartu Indonesia Sehat sebagai tanda kepesertaan Jaminan Kesehatan (JKN) bagi pekerja di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (28/4).   (ANTARA/Sigid Kurniawan)
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo menyampaikan pengarahan saat penyerahan Kartu Indonesia Sehat sebagai tanda kepesertaan Jaminan Kesehatan (JKN) bagi pekerja di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (28/4). (ANTARA/Sigid Kurniawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejumlah pengamat politik menyarankan Presiden Jokowi untuk menunjuk juru bicara (jubir) kepresidenan. Hal tersebut penting dilakukan mengingat tidak rapinya arus informasi keluar dalam pemerintahan Jokowi-JK.

Menurut Pengamat Politik dari Habibie Center, Bawono Kumoro, saat ini Jokowi seolah berperan sebagai jubir handal bagi pemerintahannya sendiri. Padahal, pernyataan yang dikeluarkan dia sering menimbulkan multi tafsir bagi publik.

“Saat ini, jika terjadi salah informasi, konfirmasi dari istana tidak datang dari satu pintu. Konfirmasi bisa datang dari Jusuf Kalla, bisa dari Sekretaris Kabinet (Setkab) Andi Widjajanto atau dari Kepala Staf  Kepresidenan Luhut Pandjaitan. Akibatnya, penjelasan yang disampaikan tidak seragam,” tutur dia saat dihubungi ROL, Rabu (29/4).

Arus informasi yang bukan berasal dari satu pintu, kata Bawono, memicu beragam spekulasi dari publik. Bagi kalangan media, kondisi ini dimanfaatkan untuk saling melempar pernyataan dan tanggapan.

“Jokowi harus segera mengangkat jubir baru. Ada baiknya berkaca kepada pemerintahan sebelumnya yang memiliki satu jubir handal. Dengan begitu, kesalahan statement langsung dikonfirmasi secara akurat,” imbuh Bawono lebih lanjut.

Disinggung tentang kriteria jubir ideal bagi pemerintahan saat ini, Bawono menyebutkan dua syarat utama. Pertama, jubir mesti memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni dan ramah media. Kedua, jubir harus siap pasang badan untuk presiden.

“Artinya, jubir yang mem-backup segala kemungkinan konfirmasi dari kebijakan yang dibuat presiden. Ini penting, sebab kita tengah berada di zaman media yang modern,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement