REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mendaftarkan arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) sebagai salah satu warisan ingatan dunia ke Lembaga PBB, Unesco. Kepala ANRI, Mustari Irawan berharap momentum bersejarah KA di Bandung pada 1955 itu bisa tetap hidup dan dikenal dunia.
"Kami sudah mengirimkan formulir pendaftarannya ke Unesco di Prancis," kata Mustari di Denpasar, Rabu (29/4).
Perhelatan perdana KAA di Indonesia menjadi satu kebanggaan bagi bangsa. Pasalnya, ketika menyelenggarakan konferensi dunia itu, Indonesia baru merdeka 10 tahun, namun sudah menjadi tuan rumah kegiatan yang memberi pengaruh luar biasa bagi negara-negara di kawasan Asia dan Afrika.
ANRI sudah melakukan kompilasi sebanyak 1.776 arsip kertas terkait KAA. Lembaga ini juga sudah mengumpulkan 565 arsip berupafoto dan tujuh arsip berupa film.