Selasa 28 Apr 2015 16:23 WIB

Pasukan Eksekutor Sudah Masuk ke Lapas Nusakambangan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Bilal Ramadhan
Persiapan jelang eksekusi mati gelombang kedua.
Foto: The Australian
Persiapan jelang eksekusi mati gelombang kedua.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Pasukan yang disiapkan untuk melakukan eksekusi dan pengamanan eksekusi di ring satu, ternyata cukup banyak. Ratusan anggota Brimob Polda Jateng yang akan melaksanakan tugas itu, tiba di sekitar dermaga Wijayapura, Selasa (28/4), sekitar pukul 15.00 WIB.

Namun mereka menyeberang ke Nusakambangan tidak melalui dermaga Wijayapura yang merupakan dermaga penyeberangan milik Kemenkumham. Melainkan menyeberang melalui dermaga milik PT Semen Holcim Cilacap, yang berada sekitar 200 meter dari dermaga Wijayapura.

Pasukan Brimob yang tampak mengenakan pakaian dinas lapangan hitam-hitam, dengan senjata lengkap ini tiba di dermaga PT Semen Holcim dengan menggunakan enam bus besar yang disewa dari beberapa perusahaan angkutan. Mereka langsung memasuki halaman dermaha yang langsung ditutup rapat.

Dengan perkiraaan enam bus yang digunakan, berarti jumlah personil yang dilibatkan dalam pelaksanaan tersebut mencapai sekitar 250 orang. Jumlah ini jauh di atas kebutuhan personil untuk pelaksanaan eksekusi yang hanya sebanyak 126 orang.

Seperti diungkapkan Kapolda Jateng Irjen Pol Nur Ali, menyebutkan dalam pelaksanaan eksekusi tersebut untuk setiap terpidana mati disiapkan 14 personil. Dengan jumlah terpidana yang sebanyak 9 orang, maka jumlah personil yang disiapkan untuk melaksanakan eksekusi ada sekitar 126 orang.

Sementara Chintu Sukumaran, yang baru pulang dari menjenguk kakaknya Myuran Sukumaran dari Nusakambangan, di dermaga Wijayapura kembali menunjukan lukisan potret diri yang dibuat Myuran. Lukisan wajah tersebut, diberi judul 'Last Chapter'.

Melalui lukisan ini, Myuran ingin menunjukkan bahwa lukisan tersebut adalah merupakan lukisan 'selfi'nya yang terakhir. Sementara pengacara Zainal Abidin, yang ditemui sebelumnya di tempat yang sama, mengaku pertemuan di hari terakhir yang dihadiri seluruh keluarga terpidana terasa sangat mencekam.

''Hampir seluruh terpidana, saat bertemu dengan keluarganya, tidak bisa menahan tangisnya. Demikian juga dengan pihak keluarga,'' katanya.

Sementara rohaniwan pembina napi LP Nusakambangan, Hasan Makarim, menyebutkan dalam pertemuan terakhir tersebut, dua orang terpidana mati yang beragama Islam, yaitu Zainal Abidin (WNI) dan Martin Anderson (Ghana), sempat melaksanakan shalat Zuhur berjamaah di masjid LP Batu.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement