Selasa 28 Apr 2015 22:02 WIB

Jabar Dorong Daya Saing Transmigran

Rep: Arie Lukhardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
  Kawasan pemukiman transmigrasi. Ilustrasi
Kawasan pemukiman transmigrasi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat berupaya meningkatkan daya saing calon transmigran dan pencari kerja melalui pelatihan. Mereka juga, dilatih untuk menumbuh kembangkan jiwa wirausaha.

Menurut Kepala Disnakertrans Jabar, Hening Widyatmoko, pertumbuhan penduduk di Jabar begitu pesat. BPS mencatat, jumlahnya telah mencapai 46 juta jiwa. Hal ini, membuat lahan usaha semakin sempit. Sehingga, angka keimiskinan di Jabar relatif tinggi. Yakni, mencapai 4,3 juta orang dengan angka pengangguran 1,8 juta jiwa. Masalah lainnya adalah daya saing masyarakat Jabar yang cenderung menurun.

"Karena pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi ini maka masyarakat didorong untuk bertransmigrasi," ujar Hening kepada wartawan, Senin (27/4).

Namun, kata Hening, alokasi penempatan transmigrasi cenderung turun dari tahun ke tahun. Padahal, banyak provinsi lain yang sangat menyukai transmigran asal Jabar yang dianggap tidak rewel. Selain itu, tingkat pendidikan calon transmigrasi juga relatif rendah sehingga menyulitkan dalam penempatan. Hal ini membuat daya saing menjadi lemah.

Melihat kondisi tersebut, kata dia, Disnakertrans Jabar akan meningkatkan kemampuan masyarakat Jabar melalui beragam pelatihan. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi, pengetahuan, keterampilan para calon transmigran. "Di Balai ini kami memberikan pelatihan-pelatihan ketransmigrasian sebagai bekal untuk mereka," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga berupaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada calon transmigran. Hal ini agar mereka punya jiwa mandiri, dan berawasan bisnis. Karena, pelatihan soal kewirausahaan sangat penting demi meningkatkan kualitas hidup para transmigran. Sebab, mereka akan menjadi lebih produktif.

Dikatakan Hening,  pelatihan yang diberikan meliputi usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan kelautan. Terdapat pula pengembangan diversifikasi usaha (jasa dan industri skala kecil/rumah tangga). "Ruang lingkup pelatihan meliputi pengelolaan potensi dan infrastruktur kawasan transmigrasi," katanya.

Hening mengatakan, kegiatan pelatihan ini telah berlangsung sejak 2010. Pada tahun ini, rencananya akan diberikan kepada 10 angkatan atau total 200 orang dengan realisasi per April mencapai 3 angkatan atau 60 orang.

Para peserta, kata dia, berasal dari daerah di Jabar seperti Kota Cimahi, Kabupaten Subang, Pangandaran, Ciamis, Sukabumi, Karawang, Bekasi, Garut, Cirebon, Purwakarta. "Kegiatan disesuaikan dengan arah minta seperti tata boga, menjahit, las listrik dasar, revice sepeda motor," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement