Senin 27 Apr 2015 22:09 WIB

Wartawan di Medan Dipukuli Preman

Rep: Ahmad Rozali/ Red: Karta Raharja Ucu
Aksi Tolak Kekerasan Pers (ilustrasi)
Foto: Antara
Aksi Tolak Kekerasan Pers (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Seorang wartawan di Medan, Yusrizal dipukuli orang yang diduga kuat merupakan preman. Perlakuan tersebut dia terima saat melakukan tugas peliputan aksi demonstrasi di Medan, Senin (27/4).

Saat meliput demonstrasi di jalan Sutomo, Medan, Yusrizal dikeroyok lebih dari lima orang. "Orang itu melarang wartawan meliput, lalu beberapa orang langsung memukuli," ujar Yusrizal di Medan, Senin malam.

Sebelum dikeroyok, Yusrizal ditarik-tarik oknum tersebut dan diinterogasi beramai-ramai. Keadaan semakin tak terkendali setelah seseorang dari kawanan tersebut memecahkan kaca yang terletak di sebelahnya.

Sejatinya, demonstrasi yang diliput merupakan aksi penolakan pedagang terhadap penertiban di pasar di Jalan Sutomo. Namun beberapa orang dari kelompok pedagang menjadi beringas dan merazia wartawan yang hendak meliput. "Kalau dari penambilan bukan pedagang, macam preman yang jaga di sana," ujar dia.

Akibatnya, dia mengalami luka-luka di bagian kepala bagian belakang, pipi kiri, punggung dan tangan. Selain itu, handicam yang digunakannya bekerja juga dihancurkan oleh kawanan preman tersebut. "Kameranya dirampas lalu dibanting mau ngambil memorinya nggak bisa," ujar dia.

Ia mengaku tidak sempat menyelamatkan peralatannya karena dikeroyok. "Terakhir Kamera itu ditendang lalu dipijak-pijak. Tidak sempat menyelamatkan kamera. Yang dipikirkan menyelamatkan diri dulu," ucap dia.

Saat ini, Yusrizal dirawat di rumahnya di jalan Amaliun gang Sempurna nomor 31. Dia menyayangkan kamera yang dirusak tersebut. Sebab kamera tersebut merupakan satu-satunya kamera yang dimilikinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement