Senin 27 Apr 2015 12:22 WIB

SBY Batal ke Australia karena Rencana Eksekusi Mati

 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan Perdana Menteri Tony Abbott ketika keduanya masih menjabat.
Foto: abc news
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan Perdana Menteri Tony Abbott ketika keduanya masih menjabat.

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dilaporkan batal berkunjung ke Australia. SBY sebelumnya dijadwalkan selama tiga hari di Perth dalam kunjungan pendidikan. SBY dijadwalkan untuk menjadi pembicara utama di University of Western Australia, Jumat (1/5).

Dilansir News.com.au, Senin (27/4), wakil rektor Universitas, Paul Johnson mengatakan Dr Yudhoyono telah menangguhkan perjalanan karena sensitivitas waktu. "Namun mantan Presiden masih berencana untuk memberikan pidato melalui sambungan video," ujarnya, Senin (27/4).

Pemerintah Indonesia dikabarkan telah menetapkan eksekusi mati terpidana mati tahap kedua. Sembilan terpidana mati dikabarkan akan segera menghadapi regu tembak pada Rabu (29/4) dini hari WIB.

Kabar ini yang membuat Australia sedikit geram. Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengaku khawatir dengan nasib yang menimpa dua warganya, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Bishop mengaku kecewa dengan sikap pemerintah Indonesia yang tetap mengeksekusi mati meski proses hukum masih berjalan.

"Kami telah kecewa dengan Indonesia," kata Bishop dilansir the Australian, Senin (27/4). Bishop sendiri sebelumnya juga dijadwalkan menjadi pembicara di forum yang sama bersama Susilo Bambang Yudhoyono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement