Ahad 26 Apr 2015 20:29 WIB

DPR: Pengedar Narkoba Telah 'Lecehkan' Negara

Rep: C82/ Red: Bayu Hermawan
 Anggota Fraksi PKS MPR RI, H.M Nasir Djamil, tampil sebagai pembicara pada Dialog Pilar Negara bertemakan Eksekusi Mati Bagi Pengedar Narkoba di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (20/4).  (foto : MgROL_39)
Anggota Fraksi PKS MPR RI, H.M Nasir Djamil, tampil sebagai pembicara pada Dialog Pilar Negara bertemakan Eksekusi Mati Bagi Pengedar Narkoba di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (20/4). (foto : MgROL_39)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil mengatakan saat ini seolah tidak ada satu tempat pun di Indonesia yang tidak bisa dimasuki bandar dan pengedar Narkoba.

Menurutnya barang haram tersebut bisa dengan mudah masuk dari manapun, bahkan melalui jalur yang tak terduga sekalipun.

Nasir mengatakan, negara seharusnya memiliki cara yang kuat menghadapi permasalahan tersebut. Namun, lanjutnya, negara malah seolah tidak berdaya menghadapi kejahatan terorganisir tersebut.

"Bahkan gembong narkoba bisa transaksi di tempat tidak seharusnya. Lapas, rutan justru jadi sarang baru transaksi penyalahgunaan narkoba. Sepertinya negara ini ditelanjangi habis oleh mafia narkoba ini," katanya kepada Republika, Ahad (26/4).

Menurutnya, sinergitas antar institusi adalah cara yang ampuh untuk mencegah peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba. Sayangnya, masih ada oknum aparat yang malah ikut memanfaatkan kesempatan demi keuntungan pribadi, seperti ikut mengedarkan narkoba.

Masyarakat pun, lanjutnya, dibuat semakin pesimistis dengan pemberantasan narkoba di Indonesia. Politikus PKS ini pun mengaku heran dengan negara yang seolah tak mampu mengatasi kejahatan yang masif dan mengerikan tersebut.

"Negara yang katanya melindungi segenap tumpah darah seolah tidak berdaya. Ada UU tapi tidak cukup kuat, bukan hanya pasal tapi aparat penegak hukumnya yang menegakkan," ujarnya.

"Negara seolah lemah dihadapan mereka (pengedar narkoba). Mereka ini seperti ingin melecehkan negara dan kemudian memunculkan pesimisme di masyarakat," tegasnya.

Ia menyebutkan, sekitar 70 persen dari 240 juta penduduk Indonesia adalah generasi muda. Jika terus dicekoki narkoba, lanjutnya, maka tidak bisa dibayangkan bagaimana masa depan Indonesia nanti.

"Oleh karena itu kami di Senayan ini akan evaluasi, melengkapi, memperbaiki apakah karena peraturan perundangan yang lemah yang buat aparat lemah di lapangan. Atau ada hal lain seperti kesejahteraan dan lain-lain," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement