REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Tim Densus 88 Anti Teror menangkap pimpinan Pondok Pesantren Tanfizul Al Quran Ustadz Muhammad Basri MA, karena diduga terlibat dengan jaringan kelompok radikal ISIS.
"Saat itu ustadz pulang dari pasar lalu diserempet mobil berwana hitam dan terjatuh bersama anaknya. Kami pikir itu kecelakaan saat didekati, ada orang mengeluarkan pistol dan mengatakan ini bukan urusan anda," ujar M Satria, salah seorang saksi mata di Makassar, Jumat (24/4).
Ia menuturkan polisi berbaju preman ada sekitar delapan orang tersebut turun dari mobil kemudian menyuruh tiarap lalu memborgol tangan Basri, kemudian memasukkan ke dalam mobil berwarna hitam dan langsung dibawa.
"Anaknya jatuh ditinggal begitu saja, untung ada teman langsung membawanya pulang. Kami bertiga yang melihat kejadian itu. Sejak awal saya ragu karena mobil ingin ditabrakan ke beliau yang mengambil jalur kanan," kata pria paruh baya yang akrab disapa Baso ini.
Pria berprofesi tukang ojek ini menyebutkan penangkapan yang mirip penculikan tersebut sekitar pukul 09.25 WITA, Basri waktu itu pulang dari Pasar Daya bersama anaknya.
"Ketika mendekati pondok tepatnya di apotik Bungadia, beliau jatuh, ini masih ada bekas darahnya selanjutnya diborgol lalu dibawa mobil. Ada dua mobil, dari arah kanan berwarna putih dan jalur kiri berwarna hitam," ucapnya saat memperagakan penangkapan.
Sementara Ketua RW 09 Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya, Nawair Salaman mengatakan tidak mengetahui kejadian tersebut. Namun dirinya mengakui M Basri jarang melakukan sosialisasi ke warga sekitar.
"Orangnya setahu saya tertutup dan jarang ngobrol dengan orang lain. Dia juga bukan orang sini katanya dari Sidrap dan punya kelaurga di Ambon, Poso dan lainnya," katanya.
Sementara pihak keluarga saat dikonfirmasi enggan berbicara panjang dan hanya menyesalkan penangkapan itu yang tidak manusiawi padahal belum tentu M Basri terduga teroris.
Kepala Polisi Sulselbar Irjen Polisi Anton Setiadji dikonfirmasi membenarkan penangkapan Muhammad Basri MA oleh Tim Densus 88 Antiteror pada Jumat sekitar pukul 09.00 WITA.
"Memang iya dia ditangkap sama Densus tadi pagi. Saya tidak tahu alasannya, silahkan tanya sama Densus mereka yang mengetahui pastinya," ujar Anton.
Penangkapan tersebut terjadi di Jalan Manuruki depan Apotik Bungadia Blok A nomor 29 BTN Hartaco Indah Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya oleh Satuan Densus 88 Polda Sulselbar mengunakan dua mobil Jenis Innova warna Hitam bernomor polisi DD 99 KL.
Selanjutnya Mobil Avanza Putih bernomor polisi DD 55 karena Muhammad Basri diduga terlibat jaringan teroris dan pembaiatan anggota ISIS di Makassar, Sulawesi Selatan.
Hingga malam sejumlah intel dari Polda Sulselbar masih berkeliaran untuk melakukan pemantauan di sekitar pesantren.
Informasi yang beredar pasca penangkapan M Basri langsung diterbangkan ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan. Bahkan berdasarkan informasi para santri juga mempersenjatai diri bersiap untuk menghadang petugas yang ingin masuk ke area pesantren pasca penangkapan pimpinan mereka.