REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi menilai adanya pemecatan secara sepihak kader Partai Demokrat dan munculnya isu surat dukungan kepada SBY, merupakan bentuk pemanasan sebelum kongres partai itu pada Mei mendatang.
Yon mengatakan, hal ini wajar mengingat awal Pemilu lalu terjadi gerakan konsolidasi mendukung SBY. Karena mereka menginginkan Demokrat tetap dipegang oleh SBY, maka kepentingan tersebut mucul lagi hari ini. Kubu SBY kemudian melancarkan aksi pemecatan sepihak untuk menekan pendapat bersebrangan dengan kubu SBY.
"Ini salah satu cara untuk menilai kubu mana yang besebrangan dan mengancam Demokrat kedepan," ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (22/4).
Yon menilai, para kroni SBY menggap kader muda sebagia ancaman dan berusaha untuk disingkirkan. Langkah pemecatan sepihak tersebut merupakan aksi pembersihan pada kader muda yang menggangu eksistensi para kroni SBY.
Gendera perang ini sebenarnya sudah nampak pada kongres luar biasa sebelumnya, dimana Anas secara terang terangan menyatakan perang terhadap SBY. Padahal, kaum muda Demokrat banyak dipegang oleh Anas selaku ketua umum dahulu.
Padahal, melihat potensi yang dimiliki oleh para tokoh muda Demokrat cukup cemerlang dan mampu membawa Demokrat lebih baik kedepan. Sayangnya, jika ternyata benar sentimen antar golongan tua dan golongan muda ini hadir, maka bisa saja terjadi pergesekan yang cukup alot di kongres mendatang.