Senin 20 Apr 2015 19:22 WIB

Grace: KAA Momentum Umumkan Poros Maritim Dunia

Grace Natalie
Grace Natalie

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Soekarno menggagas Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada 1955, di saat dunia sedang terbelah dalam kekuatan Blok Barat dan Blok Timur. Lewat KAA, Soekarno menggagas Aliansi Non-Blok.

Meski Non-Blok, namun Soekarno sedang membangun kekuatan sendiri, yakni poros ketiga dunia. "Dengan cara itu Soekarno bebas mendayung diantara 2 blok. KAA adlh strategi diplomasi Indonesia paling cemerlang," jelas Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie, lewat akun Twitterinya, @grace_net, Senin (20/4) dengan tagar #SolidaritasDuniaBaru.

Karena itu, muncul pertanyaan apakah peringatan KAA ke-60 sekarang ini masih relevan. Dunia tidak sama lagi secara geopolitik. "Asia tidak lagi terjajah, bahkan Asia adalah raksasa ekonomi yang ditopang dengan bonus populasi," ujarnya.

Dia menjelaskan, arus China dan India menghempas deras dari Utara. Dari Selatan, Australia telah merumuskan China adalah ancaman nasional dari utara. Di utara masih ada Korsel dan Taiwan. Juga Singapore dan Malayasia yang berbatasan langsung dengan Indonesia yang juga  sedang maju.

"Sang Paman Sam meski sedang batuk dan berutang, namun msh punya kekuatan militer yang besar untuk menjaga (kepentingannya) di asia-pasifik," tulisnya.

Meski begitu, dia menilai KAA tetap relevan jika Indonesia menggunakan monentum ini. Sebagai bentuk solidaritas dunia baru, Indonesia harus menjadikan peringatan KAA ke-60 menjadi pengikat rasa solidaritas Asia Afrika, dengan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Asia akan dirasakan hingga ke Afrika sebagai mitra benua.

"Dari podium itu juga, atas mandat UUD 1945. Desakkan kemerdekaan Palestina sebagai wujud komitmen kita pada dunia," katanya.

Untuk Indonesia, dia mengingatkan, pemerintah harus mengumumkan pada dunia, tentang rencana Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Dan ini adalah "core national interest" yang harus dihormati bangsa-bangsa lain. Sebagaimana Soekarno dulu menjadikan KAA sebagai monentun untuk membangun poros ketiga dunia. "Tanpa itu KAA hanyalah reuni tanpa makna. Kembali ke laut adalah kembali ke pangkuan IBU," tulis Grace.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement