REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- May Day atau hari buruh yang jatuh pada 1 Mei, biasanya diwarnai dengan aksi turun ke jalan secara besar-besaran. Ribuah buruh kerap melakukan aksi untuk memproklamirkan minimnya kesejahteraan bagi buruh. Mereka juga menuntut agar pemerintah serta pengusaha mampu memenuhi kebutuhan mereka.
Namun kegiatan seperti itu nampaknya tidak akan dilakukan serikat pekerja di Sulawesi Selatan. Mereka justru tengah mempersiapkan hari buruh dengan menyelenggarakan kegiatan lebih bermanfaat.
Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Sulawesi Selatan Sibali mengatakan, untuk memperingati hari buruh pihaknya akan mengadakan dua acara pada hari berbeda. Sebelum hari H, atau 29 April, serikat pekerja bakal menggelar sunatan masal untuk anak pekerja. Selain itu ada juga pasar murah dan pengobatan gratis untuk semua pekerja beserta keluarga.
Acara ini akan diadakan di dua tempat yaitu kawasan sekitar kawasan industri makassar (KIMA) serta di sekitar Pelindo 4 yang juga mempunyai banyak pekerja pelabuhan.
"Kita ingin perlihatkan bahwa dalam rangka menyambut May day buruh tidak selalu harus turun ke jalan dan berorasi. Tapi bisa melakukan kegiatan positif bersama," ujar Sibali, Senin (20/4).
Sementara pada tanggal 1, Sibali menjelaskan, sekitar 15 ribu pekerja dan keluarga yang tergabung dalam KSPSI, SPSI, KSPI dan beberapa federasi lain. Semua peserta akan melakukan jalan santai di lapangan Karebosi. Bekerja sama dengan pihak TNI dan pihak kepolisian, acara ini juga akan melakukan donor darah.
Peringatan Hari Buruh ini juga akan diramaikan dengan pameran batu akik. Dan yang paling bermanfaat, bakal diperispkan bursa kerja dengan 50 perusahaan ternama di Makassar maupun taraf nasional. Sehingga acara ini juga bisa dinikmati para pencari kerja.
Sibali juga mengatakan, selain berbagai acara menarik, dalam kesempatan tersebut akan disediakan panggung orasi. Panggung ini disiapkan agar pekerja yang mempunyai hal untuk disuarakan bisa terakomodasi. Sebab, dalam acara nanti, Gubernur, pengusaha beberapa petinggi di Sulsel akan hadir. Sehingga diharap orasi tersebut bisa langsung didengarkan mereka.
Namun Sibali tidak menepis dalam panggung orasi akan disampiakan beberapa keinginan yang dibutuhkan untuk mensejahterakan pekerja. Contohnya dengan pengadaan rusunawa bagi buruh serta keberadaan bus gratis ke tempat industri.
Dengan dua alternatif tersebut, upah minimul Provinsi (UMP) sebesar Rp 2.075.000 maupun upah minimum kota (UMK) masing-masing daerah yang diterima, diharap bisa menutupi mereka.
"Kalau UMP dan UMK kan hanya bisa dibahas setiap tahun. Jadi untuk menutupi hal tersebut bisa diganti dengan pemberian fasilitas seperti Rusunawa dan Bus gratis sampai ke tempat industri," kata dia.