REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan bahaya "proxy war" yang saat ini sudah jelas ada di Indonesia.
"Perang 'proxy war' tidak lagi berorietasi terhadap perebutan wilayah melainkan ancaman negara lain terhadap penguasaan kekayaan alam Indonesia yang kini tengah menjadi incaran dunia," kata Gatot Nurmantyo di Sleman, Yogyakarta, Senin (20/4).
Pernyataan tersebut di sampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo dalam bincang dengan aparat pemerintah desa, tokoh pemuda dan tokoh agama di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut dia, sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia menjadi incaran negara dunia, terutama negara maju yang mencoba ingin menguasai kekayaan alam Indonesia tersebut. "Inilah yang dimaksud dengan 'proxy war'," ucapnya.
Ia mengatakan, perang yang dimaksud adalah bukan lagi perang konvensional untuk memperebutkan wilayah. "Perang ini untuk menguasai seluruh sumber daya alam di tiga sektor, yaitu pangan, air dan sumber energi," ujarnya.
Gatot mengatakan, saat ini Indonesia sudah masuk ke dalam peperangan tersebut. "Negara-negara luar sudah mulai mengincar Indonesia dengan segala upaya, mulai dengan cara memecah belah dengan menonjolkan kedaerahan hingga konflik konflik sosial lainnya. Ini merupakan rekayasa sosial," tukasnya.
Kasad juga meminta agar aparat pemerintah hingga tingkat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan geberasi muda saatnya ikut memberikan peran aktif dengan menjaga Indonesia dan jati diri bangsa guna menangkal musuh-musuh yang sudah mengincar.