Senin 20 Apr 2015 05:03 WIB

Perkembangan Wisata di Bali, Kasus Bunuh Diri Meningkat

Salah satu lokasi wisata di Bali yang ramai dikunjungi wisatawan asing.
Foto: Antara
Salah satu lokasi wisata di Bali yang ramai dikunjungi wisatawan asing.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Guru Besar Sosiologi Bidang Agama Prof. I Gusti Ngurah Sudiana menilai, perkembangan pariwisata yang pesat di Bali selain memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat juga menyebabkan terjadinya pergeseran nilai dan norma sosiokultural.

"Pergeseran tersebut mengakibatkan tatanan dan pranata sosial yang menjadi kolektivitas masyarakat Bali mengalami keguncangan," kata Dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpaar Prof. Sudiana yang juga ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali di Denpasar, Ahad (19/4).

Dia mengatakan, pengamatan masyarakat awam mengenai kasus bunuh diri yang cukup marak di Bali selalu diarahkan pada tindakan sebagai akibat kelemahan jiwa dan tekanan psikologis. Masyarakat Bali dulunya memegang nilai dan norma yang masih konservatif telah mengalami transformasi dengan adanya modernisasi dalam berbagai aspek kehidupan sosial.

Ngurah Sudiana menjelaskan, identitas masyarakat modern melekat dengan kesan individualitas, bahkan dengan semakin terbukanya informasi dan teknologi yang mudah diakses menguburkan nilai-nilai sosiokultural yang telah terbangun.

Akal atau pikiran yang terkontruksi dengan nilai dan norma sosiokultural seharusnya mampu mengendalikan normatif dalam berprilaku sosial tidak dapat berjalan secara baik. "Bunuh diri menjadi semakin mungkin terjadi akibat kekacauan yang negatif dalam ruang lingkup ekonomi yang terasa semakin berat," ujarnya.

Kekacauan ini mengakibatkan seseorang berada pada nilai dan norma lama tidak berlaku lagi, tetapi nilai dan norma baru belum berkembang. Bentuk norma sosiokultural non material yang menjadi kontrol masyarakat mengalami kegoyahan diperparah dengan derajat ekonomi yang sifatnya negatif.

Semangat masyarakat yang kolektif bergeser ke arah individualisme, Kasus bunuh diri di Bali tidak saja akibat faktor ekonomi, namun juga faktor lain seperti sakit menahun dan tidak mampu membayar hutang.

Kasus bunuh diri di Bali kian mengkhawatirkarkan, karena jumlahnya terus meningkat.

Selama tahun 2014 tercatat 120 kasus bunuh diri, atau hampir setiap tiga hari sekali terjadi satu kasus bunuh diri. Jumlah kasus tersebut meningkat dibandingkan tahun 2013 tercatat 95 kasus, ujar Ngurah Sudiana.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement