Ahad 19 Apr 2015 19:48 WIB

MUI: Perilaku Amoral Siswa setelah UN Disebabkan Situs Porno

Rep: C24/ Red: Ilham
Anak dan Pornografi (ilustrasi)
Foto: Antara
Anak dan Pornografi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas Ketua Bidang Pendidikan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas beranggapan bahwa tindakan amoral yang dilakukan siswa selepas Ujian Nasional (UN) disebabkan oleh situs porno yang masih marak beredar.

"Negara sebagai pelindung rakyat juga tidak berani mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku pornografi dan pornoaksi serta menutup situs-situs yang jelas-jelas merusak akhlak dan moral bangsa," kata Abbas saat dihubungi Republika, Ahad (19/4).

Sejumlah siswa di Makasar melakukan konvoi ugal-ugalan di jalan hingga mengganggu ketertiban umum. Sebelum konvoi, meraka saling mencoret-coret baju seragamnya. Tidak cukup di situ, beberapa siswa nekat telanjang. Aksi itu dilakukan di depan SMA Nasional, Jl Ratulangi, Makassar.

Sedangkan di Medan, beredar foto siswi perempuan tampak digendong siswa laki-laki. Lain lagi di Kendal, Jawa Tengah. Dara, bukan nama sebenarnya tertangkap selepas melakukan perbuatan asusila di sebuah hotel di Obyek Wisata Pantai Muara Kencan.

Menurut Abbas, maraknya kegitan pornografi dan pornoaksi di kawasan-kawasan tertentu serta masih beredarnya situs-situs porno memiliki pengaruh sangat besar terhadap terjadinya praktek-praktek yang tidak terpuji seperti yang dilakukan sejumlah siswa setelah UN. Padahal, tugas utama negara adalah melindungi rakyat dari hal-hal yang akan merusak dan membahayakan kehidupan mereka.

"Kita tidak tahu mengapa pemerintah tidak mampu menutup situs-situs porno tersebut secara komprehensive. Kalau alasannya masalah biaya, mengapa pemerintah bisa membuat ini dan itu dan tidak bisa mengalokasikan anggarannya  untuk memerangi pornografi dan pornoaksi."

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memang sudah melakukan penutupan terhadap ribuan situs-situs yang merusak akhlak dan moral bagsa tersebut. Tapi, usaha tesebut belum memadai karena masih banyaknya situs-situs yang masih bisa diakses. "Untuk itu kita menghimbau agar pemerintah benar-benar memberikan perhatian lebih kepada masalah pembentukan akhlak dan moral bangsa ini  agar hal-hal yang tidak kita inginkan ini tidak terjadi lagi," jelas Abbas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement