Ahad 19 Apr 2015 11:21 WIB

Pemkot Sukabumi Survei Darah Jari Warga Terkait Filariasis

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
Para petugas sedang memberikan obat penyakit kaki gajah kepada warga usai pencanangan pengobatan massal penyakit kaki gajah (Filariasis) dilakukan serentak untuk masyarakat wilayah kota Depok, di Komplek Marinir Rangkapan Jaya Baru, Depok,
Foto: Antara
Para petugas sedang memberikan obat penyakit kaki gajah kepada warga usai pencanangan pengobatan massal penyakit kaki gajah (Filariasis) dilakukan serentak untuk masyarakat wilayah kota Depok, di Komplek Marinir Rangkapan Jaya Baru, Depok,

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi melakukan survei darah jari (SDJ) terhadap warga. Kegiatan ini merupakan upaya screening terhadap warga terkait penyakit kaki gajah atau filariasis.

Kegiatan ini dilakukan di dua kelurahan yakni Kelurahan Subangjaya Kecamatan Cikole dan Kelurahan Sukakarya Kecamatan Warudoyong. 

"Pelaksanannya sudah dilakukan pada Maret dan pekan pertama April lalu," ujar Kepala Seksi Pengendalian Penyakit (Dalkit) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi Irma Agristina kepada Republika, Ahad (19/4). 

Pelaksanaan SDJ di Kelurahan Subangjaya dilakukan pada Maret 2015 lalu dengan jumlah warga sebanyak 200 orang. Sementara di Kelurahan Sukakarya digelar pada pekan pertama April lalu dengan jumlah warga sebanyak 300 orang. 

Kegiatan pengambilan sampel darah ini dilakukan pada malam hari dari mulai pukul 22.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB. Dikatakan Irma, penyelenggaraan SDJ ini untuk mendeteksi gejala filariasis di tengah masyarakat. 

Meskipun sejak 2013 dan 2014 lalu belum ditemukan kasus baru penyakit kaki gajah di Kota Sukabumi. Terlebih, Kota Sukabumi bukan merupakan daerah endemis penyakit kaki gajah. 

Kasus kaki gajah terakhir ditemukan pada 2012 lalu yang menimpa empat orang warga. Sebelumnya, pada 2010 sebanyak empat kasus dan pada 2011 sebanyak dua kasus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement