Ahad 19 Apr 2015 00:07 WIB

Tujuh Pompa tak Mampu Atasi Banjir Palembang

Sejumlah kapal berlayar di atas Sungai Musi, Palembang, Sumsel.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah kapal berlayar di atas Sungai Musi, Palembang, Sumsel.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sebanyak tujuh unit pompa air yang dipasang di beberapa titik tidak mampu lagi mengatasi banjir di pusat Kota Palembang, Sumatra Selatan saat musim hujan.

Kepala Bidang Pengendalian Banjir dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air Kota Palembang, A Bastari Yusak mengatakan pemerintah kota mendorong pembangunan Bendungan Sekip yang di dalamnya terdapat pompa induk dan pintu air dengan luas lahan sekitar 1,5 hektare.

"Perkembangan kota membuat infrastruktur penangulangan banjir harus ada, sementara tujuh pompa di Jalan Kapten A Rivai, Sungai Baung, Veteran, Bayas, Bay Salim, 26 dan Gresik terbilang sudah tidak mampu karena hanya mengatasi kawasan sekitar pompa saja," kata Bastari, Sabtu (18/4).

Menghadapi persoalan banjir yang setiap tahun semakin parah ini membuat Pemerintah Kota Palembang sangat serius dalam merealisasikan Bendungan Sekip tersebut pada 2015. Apalagi, dua titik banjir utama yakni di persimpangan Polda dan Jalan Kolonel Atmo tidak terdapat pompa air.

Bendungan ini sudah direncanakan sejak 2011 dengan sokongan dana dari APBN sebesar Rp 200 miliar dan APBD Sumatera Selatan untuk pembebasan lahan, yakni dari provinsi sebesar Rp 10 miliar dan Kota Palembang sebesar Rp 10 miliar.

Lataran kesulitan dalam penyediaan lahan, dana dari APBN ini sempat dikembalikan ke kas negara sebanyak dua kali karena gagal diserap di setiap tahun anggaran.

"Saat ini pemkot masih menunggu analisas konsultan terkait perhitungan kontruksi dan ganti rugi lahannya. Untuk pembebasan lahan sendiri sedang gencar disosialisasikan ke warga. Harapannya tahun ini benar-benar terwujud," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement