REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menilai bahwa Pulau Nusakambangan yang didalamnya terdapat sejumlah lembaga pemasyarakatan untuk narapidana khusus itu harus terisolasi guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Pulau Nusakambangan sangat penting untuk disterilkan dan menjadi daerah yang terisolir serta tertutup, bukan daerah tujuan wisata," kata Mendagri Tjahjo Kumolo di Semarang, Jumat (16/4).
Mendagri menjelaskan bahwa Pulau Nusakambangan harus segera disterilkan dengan cara menutup semua akses masuk dan keluar. "Akses masuk harus satu pintu, bahkan dulu pada zaman Orde Baru ketika ada perahu nelayan yang mendekat, petugas jaga Nusakambangan langsung memberikan tembakan peringatan," ujarnya.
Mendagri mengaku sudah meminta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mengevaluasi kontrak dengan pabrik semen PT Holcim Indonesia. "Apa arti (nilai kontrak) Rp 20 miliar dari Holcim kalau membahayakan negara terkait dengan pengawasan di Pulau Nusakambangan," katanya.
Mendagri berpendapat perlu dilihat sejauh mana komitmen pemerintah, khususnya Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, terkait dengan pengamanan di Pulau Nusakambangan. "Kalau komitmennya Pulau Nusakambangan tetap sebagai lembaga pemasyarakatan untuk napi khusus maka harus ditata dengan baik," ujarnya.
Menurut dia, orang-orang yang diizinkan berkunjung ke Nusakambangan guna membesuk para narapidana seharusnya anak dan istri saja atau keluarga dekat dari narapidana yang ditahan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang ditemui terpisah menjelaskan bahwa pihaknya sudah lebih dulu mengemukakan wacana Pulau Nusakambangan harus steril dari kegiatan apapun. "Kami sudah menyampaikan kepada Menkopolhukam tapi keputusannya masih mengambang sehingga mesti ditegaskan kembali dan yang sulit itu di Kemenkumham," katanya.