Kamis 16 Apr 2015 13:23 WIB

Soal UN Bocor, Wapres Minta UN Diulang

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Warga binaan menjalani Ujian Nasional program kejar paket C di Lapas Cipinang, Jakarta Timur, Senin (13/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga binaan menjalani Ujian Nasional program kejar paket C di Lapas Cipinang, Jakarta Timur, Senin (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA dilaporkan mengalami kebocoran di sejumlah daerah. Bahkan, kebocoran soal UN ini terjadi di seluruh mata pelajaran yang diujikan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menginstruksikan agar penyelenggaraan ujian nasional kembali digelar di sekolah-sekolah yang mengalami kebocoran.

"Walaupun kecil saya perintahkan tadi memeriksa di mana dampaknya. Kalau memang ada dampaknya di suatu daerah, karena itu paling tinggi disuatu daerah katanya atau dua daerah, Maka di daerah itu sekolah yang kena diuji lagi," kata Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Kamis (16/4).

Wapres juga meminta, biaya pengulangan ujian nasional di sejumlah sekolah yang mengalami kebocoran tersebut harus ditanggung oleh percetakan negara. Ia juga menegaskan, untuk mengantisipasi terulangnya kebocoran soal ujian nasional, oknum dari percetakan negara yang membocorkan pun perlu diberi sanksi tegas.

 

"Diberikan sanksi yang besar kepada orang itu dan sanksi yang besar kepada percetakan. Kalau percetakan berbuat itu, maka tidak lagi dikasih pekerjaan. Kalau perlu harus bayar kerugian negara. Termasuk kerugiannya, uji ulang dibayar percetakan kalau memang terbukti. Ini bisa ditelusuri," jelas Kalla.

Ia menilai bocornya soal UN ini merupakan tindak kejahatan yang dilakukan sejumlah oknum. Wapres pun menginstruksikan untuk menyelidiki dampak dari kebocoran soal ujian nasional.

Ia mengaku sudah berkomunikasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan untuk menyelidiki dampak dari peristiwa ini. Menurut Wapres, Anies akan memberi laporan penyelidikannya dalam dua hari ke depan.

"Itukan kejahatan. Saya suruh instruksikan untuk meneliti sejauh mana dampak kejahatan itu yang dibuat oleh seorang pegawai percetakan. Jadi dimanapun bisa timbul kecelakaan. Nah sekarang tinggal diperiksa impact-nya. Kalau memang ada daerah tertentu, karena itu ujian itukan 10.000 jenisnya yang bocor cuma 30. Jadi kecil sekali...Dan tidak semua orang juga itu tahu ada di google. Kan keluar itu hari Sabtu, ini ujian hari Senin," jelas Kalla.

Sebelumnya, seorang siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta, Muhammad Tsaqif Wismadi mengaku telah menemukan link atau tautan di internet terkait penyebaran soal-soal UN tersebut. Saat dia menguduh soal-soal UN di link tersebut, ternyata sama persis dengan soal UN tahun ini. Siswa kelas XII IPA SMAN 3 Yogyakarta itu bahkan mengirim surat elektronik melalui email ke Rektor UGM terkait soal-soal UN yang menyebar di internet.

Saat ditemui di sekolahnya, Tsaqif mengaku memperoleh tautan tersebut dari teman-teman angkatan SMP, melalui grub di salah satu media sosial. Meski tak sempat membuka tautan tersebut, Tsaqif akhirnya tahu tautan itu sama persis dengan soal ujian pada hari pertama UN kemarin.

"Saya meminta teman untuk mengcapture dan ternyata halaman depannya sama persis dengan soal UN kemarin, hari ini juga," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement