REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Terobosan bagus kembali diluncurkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Bentuknya yakni penyelenggaraan kursus tiga bahasa asing secara gratis yang bakal menjangkau 2.604 pemuda. Tiga bahasa asing yang dipilih adalah Inggris, Arab, dan Mandarin.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menjelaskan, kursus bahasa asing gratis ini adalah salah satu upaya meningkatkan daya saing sumberdaya manusia (SDM) setempat dalam menghadapi implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015 mendatang.
"Program ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas SDM di Banyuwangi, khususnya para generasi muda karena perkembangan dunia semakin dinamis. Menyiapkan SDM adalah salah satu jawaban untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada," katanya dalam siaran persnya yang diteriman Republika Online, Kamis (16/4).
Selain menyiapkan jangkar-jangkar pendidikan, seperti pendirian Politeknik Negeri Banyuwangi, Universitas Airlangga (Unair) Kampus Banyuwangi, Sekolah Pilot Negeri, dan mendorong berbagai kampus swasta, untuk meningkatkan kualitas SDM, Banyuwangi juga menggelar program kursus bahasa gratis.
Pemilihan tiga bahasa, lanjut Anas, merepresentasikan arus besar perkembangan dunia saat ini. Selain Inggris, bahasa yang perlu dipahami masyarakat saat adalah Mandarin dan Arab. Menurut dia, wisatawan dari Tiongkok ke depan diyakini cukup banyak seiring terus meningkatnya perekonomian di Negeri Tirai Bambu itu.
"Adapun bahasa Arab tidak lepas dari tradisi pesantren yang membumi di Banyuwangi dan antisipasi untuk beberapa tahun mendatang saat kami menyiapkan syariah tourism atau pariwisata syariah," ujarnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Banyuwangi Dwi Yanto menambahkan, dalam program kursus ini, di tiap desa/kelurahan akan diambil 12 orang peserta, sehingga total peserta kursus gratis ini bakal mencapai 2.604 orang dari 217 desa/kelurahan.
Pemkab Banyuwangi telah menyiapkan pengajar yang diambil dari kalangan guru bahasa dan sejumlah relawan. Program ini telah dimulai pada Maret 2015. Para peserta disilakan untuk memilih salah satu bahasa yang diminati.
Untuk pembelajaran, lanjut Dwi Yanto, terdapat 67 tatap muka dengan setiap tatap muka selama 3 jam. Total ada 201 jam yang akan ditempuh dalam waktu 3 bulan yang akan diakhiri dengan tes kelulusan untuk mendapatkan sertifikat. Jika dalam waktu tersebut dirasa belum mahir, pembelajaran bisa diperpanjang lagi.
Para peserta kursus difokuskan pada peningkatan keterampilan berupa kemampuan berbicara, kemampuan menulis, dan mendengar.