REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam jarak radius tiga kilometer dari puncak Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat.
"Aktifitas Gunung Marapi selama April ini mengalami peningkatan, hal itu dibuktikan dengan terjadinya sebanyak empat kali letusan," kata Petugas Pos PGA Bukittinggi, Warseno di Bukittinggi.
Warseno menyebutkan, letusan pertama pada 7 April 2015 sekitar pukul 05.15 WIB, dengan amplitudo enam milimeter, dengan lama gempa 21 detik. Dihari yang sama, letusan kedua terjadi pada pukul 09.24 WIB dengan amplitudo enam milimeter, dengan lama gempa 30 detik.
Dan letusan ketiga terjadi pada Minggu (12/4) pukul 19.31 WIB dengan amplitudo empat milimeter dengan lama gempa 18 detik, letusan terakhir pada Senin 13 April 2015 pukul 03.23 WIB dengan amplitudo dua milimeter, lama gempa 31 detik.
"Hingga kini Gunung Marapi Sumbar masih berbahaya, karena bisa mengeluarkan gas vulkanik yang berbahaya. Oleh karena itu, masyarakat dan pendaki diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pada radius tiga kilometer dari puncak," jelasnya.
Ia mengatakan, surat rekomendasi yang dikeluarkan Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bernomor 1385/45/BGL.V/2011 tertanggal 3 Agustus 2011 perihal peningkatan status Gunung Marapi dari status normal (level I) menjadi waspada (level II), hingga saat ini belum dicabut.
Dalam rekomendasi tersebut, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung Marapi pada radius 3 kilometer dari kawah atau puncak, mengingat kawah sebagai pusat letusan dan sumber keluarnya gas-gas vulkanik.
"Larangan pendakian radius tiga kilometer dari puncak ini sebenarnya tidak hanya berlaku pada April 2015 ini saja, tapi berlaku sepanjang Gunung Marapi masih berstatus waspada," ujarnya.
Khusus untuk para pendaki, katanya, lokasi terakhir pendakian hanya boleh pada ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di atas ketinggian itu, pihaknya tidak merekomendasikan. Ia menambahkan, aktivitas kegempaan di Marapi saat ini masih tergolong tinggi.