Selasa 14 Apr 2015 21:29 WIB

Di Bali, Pengawas UN Malah Baca Koran

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Didi Purwadi
Pelajar mengikuti ujian nasional berbasis komputer.  (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pelajar mengikuti ujian nasional berbasis komputer. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Bali terus melakukan pemantauan pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMA/SMK di Pulau Dewata. Meski pelaksanaan ujian akhir berlangsung aman, namun pihak Ombudsman Bali masih menemukan pelanggaran-pelanggaran kecil terkait kedisiplinan siswa dan pengawas.

Asisten Ombudsman RI Perwakilan Bali, Dhuha F Mubarok, mengatakan pihaknya masih menemukan ada pengawas di salah satu SMK di Denpasar yang membaca koran ketika melaksanakan tugas di hari pertama. Akibat kelalaian itu, pihaknya mendapati ada siswa yang menggunakan ponsel ketika ujian.

"Pengawas ujian dibayar dengan uang negara, jadi harus mengawas dengan benar," kata Dhuha di Denpasar, Bali, Selasa (14/4).

Ombudsman Bali akhirnya meminta ketua panitia ujian untuk memerintahkan siswa-siswanya mengumpulkan seluruh ponsel. Dhuha menambahkan siswa sekolah rata-rata memiliki dua ponsel dan pengawas harus mengantisipasi hal tersebut.

Terkait pelaksanaan UN berbasis komputer (CBT), hanya satu sekolah di Bali yang melaksanakannya, yaitu SMK TI Global, Singaraja. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Provinsi Bali, Tjokorda Istri Agung Kusuma Wardhani, mengatakan sekolah-sekolah di Bali lebih memilih UN menggunakan lembar kertas jawaban (LJK) ketimbang komputer.

"Ini terkendala rasio antara jumlah siswa dan komputernya yang juga merupakan salah satu persyaratan dari Kementerian Pendidikan" kata Wardhani.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement