Senin 13 Apr 2015 14:47 WIB

Forum Pendiri Partai Demokrat Bisa Jadi Oposisi SBY

Rep: C15/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang kongres Partai Demokrat mendatang, nama seperti Marzuki Alie dan para loyalis Anas Urbaningrum mencuat menjadi salah satu sosok yang bisa menjatuhkan SBY. Namun, hal tersebut ternyata dinilai terlalu dini, sebab yang harus menjadi perhatian SBY adalah para aktor yang berada di Forum pendiri partai Demokrat.

Pengamat politik Universitas Indonesia, Maswadi Rauf, mengatakan tokoh yang nantinya bisa menjadi oposisi SBY adalah anggota Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat (FKPD). Forum ini beranggotakan orang yang bersama SBY dahulu mendirikan partai Demokrat. Maswadi menilai SBY harus bisa mendengar forum tersebut jika hendak menguatkan posisinya.

"Anggota forumlah yang bisa dan berani mengkritik SBY. Jadi meskipun ada kritik untuk tindak laku SBY datangnya dari pihak senior ini," ujar Maswadi saat dihubungi Republika, Senin (13/4).

Maswadi menilai, kritik yang datangpun bisa dibilang lebih logis dan bisa menguatkan partai. Karena forum tersebut berisi para pendiri partai yang mempunyai pemikiran yang jelas. Selain itu, para pendiri partai inilah yang mengikuti secara jelas perkembangan partai.

Sosok Marzuki Alie yang semula dikhawatirkan menjadi pihak oposisi serius dinilai Maswadi belum cukup memiliki track record sehebat SBY. Mereka bisa dibilang merupakan produk kader, yang nilai senioritas SBY masih menjadi mendominasi.

Karena kondisi inilah, peluang untuk partai Demokrat pecah sangat kecil. Mengingat, SBY masih memiliki kendali partai, dan kaderisasi Demokrat yang solid membuat kader tidak mungkin sampai kefikiran untuk memcah belah partai. Maka itu, tugas selanjutnya SBY jika memang terpilih menjadi ketua umum partai adalah menguatkan basis kader dan memosisikan kader sebagai rekan, bukan sebagai rival kekuasaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement