REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Romahurmuziy mengungkapkan pihaknya melihat migrasi besar-besaran dari salah satu parpol yang ada sejak Orde Baru itu tidak mungkin terjadi.
"Saya harus katakan PPP adalah partai yang lahir dari ideologi, jadi saya yakin kader PPP tidak berpartai hanya semata karena keinginan untuk berkuasa jadi saya yakin kader kami di daerah tidak akan bermigrasi ke partai lain," kata Wakil Sekretaris Jenderal PPP versi muktamar Surabaya Qoyyum Abdul Jabbar di Jakarta, Ahad (12/4).
Hal tersebut dikatakan Qoyyum dalam acara diskusi bulanan yang digagas Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAAPPMI) bertajuk 'Dibalik Politik Pecah Belah Partai' di Jakarta. Ketika ditanya apakah dirinya bisa memastikan tidak ada yang diindikasikan untuk pindah kubu atau ke partai lainnya di Indonesia, Qoyyum mengatakan dirinya hingga saat ini belum melihat ada potensi ke arah sana.
"Belum ada indikasi atau potensi migrasi ke partai pesaing lainnya. Jika ingin jelas tanya survei saja," ujarnya.
Kendati demikian dirinya tidak menampik adanya kemungkinan tersebut secara logika namun dirinya tetap teguh pada pendiriannya karena dia memandang jika seorang kader pindah partai maka akan sulit mengembangkan karir politiknya.
"Logika itu kemungkinan ada, tapi yang harus diingat jika pindah ke partai lain ada kemungkinan dia tidak berkembang jadi mengapa harus pindah," ujarnya.
Sementara itu Direktur Riset dari Polmark Indonesia Eko Bambang Subiantoro mengatakan migrasi secara besar-besaran dari partai yang tengah berkonflik tidak akan terjadi namun kemungkinan tersebut masih tetap ada. "Migrasi tidak sampai besar-besaran sepertinya, namun tetap akan ada perpindahan itu karena yang bersangkutan berpandangan buat apa saya dalam partai yang terus menerus konflik," katanya.
Hal tersebut juga, kata Bambang, tidak terlepas dari faktor investasi para politisi dalam partai politik baik modal maupun waktu yang tidak sedikit. "Hal tersebut terkait dengan kesempatan yang akan mereka dapat, karena harus disadari bahwa investasi dalam partai politik memang tidak sedikit," ujarnya.