Ahad 12 Apr 2015 06:57 WIB

Pelatihan Cegah PRT Ingin Kerja di Luar Negeri

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hazliansyah
Yohanan Yambise. (Tahta Aidilla/Republika )
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Yohanan Yambise. (Tahta Aidilla/Republika )

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise sengaja membuat program pelatihan bagi para tenaga kerja wanita (TKW). Yohana berharap, pelatihan ini bisa menghentikan pengiriman Pembantu Rumah Tangga (PRT) bekerja diluar negeri.

"Rencanannya kami mau berusaha menghindar dari PRT dikirim ke luar negeri karena sudah ada moratorium presiden untuk stop pengiriman PRT ke luar negeri," ujar Yohana kepada wartawan akhir pekan lalu.

Yohana mengatakan, moratorium tersebut saat ini telah membuahkan hasil. Karena, para perempuan korban penjualan manusia (human trafficking) sudah berangsur dikembalikan ke daerahnya masing-masing. 

Memang, kata dia, kerja di luar negeri merupakan hak asasi manusia. Tapi dengan adanya pelatihan seperti ini Ia bisa mempersiapkan mereka agar tenaga kerja Indonesia bisa lebih berkualitas.

Pelatihan sendiri, kata Yohana akan dimulai pada tahun ini. Kementeriannya masih memantapkan program agar bisa berjalan dengan baik. 

Yohana menyebut selama ini banyak tenaga kerja Indonesia yang belum siap bekerja diluar negeri. Oleh karena itu, banyak kasus kekerasan yang menimpa pada para tenaga kerja di luar negeri. "Mereka punya kekurangan bahasa inggris, tamatan SD, SMP," katanya. 

TKW tersebut, kata dia, tidak hanya kebetulan lari begitu saja. Mungkin, ada calo dan sindikat sehingga mereka bisa di luar negeri. "Akhirnya banyak yang dianiaya diperkosa bahkan punya anak di luar," katanya.

Oleh sebab itu Yohana meminta para tenaga kerja perempuan dikembalikan ke tanah air untuk diberikan pelatihan terlebih dahulu. "Perempuan ini harus dikembalikan dan diberdayakan sepulangnya ke tanah  air melalui pelatihan," katanya.

Yohana menyebut, banyak perempuan Jawa Barat yang jadi korban trafficking dan kekerasan seksual baik di luar negeri atau pun di dalam negeri. 

"Kalau tidak salah di Batam dan Sumut cukup banyak. Makannya kedepan saya berharap Jabar bisa bersama kami untuk menuntaskan permasalah ini secara bersama-sama," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement